EKBIS.CO, JAKARTA -- PT. Pertamina (Persero) dan PT. Adaro Energy Tbk menandatangani kesepakatan aliansi strategis untuk layanan pasokan dan optimalisasi infrastruktur BBM milik Adaro Energy Group yang sejalan dengan upaya peningkatan ketahanan energi nasional.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, kerjasama ini bagi Pertamina, selain dapat meningkatkan penjualan, juga semakin banyak perusahaan multinasional yang memberikan kepercayaan menggunakan produk Pertamina.
"Juga akan semakin mendekatkan Pertamina menuju cita-cita World Class Energy Company," ujarnya usai penandatanganan kerjasama di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (11/9).
Ia menilai, pemanfaatan terminal BBM milik Indonesia Bulk Terminal (IBT) melalui skema sewa akan membantu pemerintah dalam menambah ketahanan stok BBM nasional dan juga sebagai supply point strategis Pertamina untuk memasarkan produk BBM.
"Pengalaman selama lebih dari 57 tahun dalam mengelola energi migas di Indonesia menjadikan Pertamina memiliki kekuatan baik di sektor hulu maupun hilir, untuk memastikan pelayanan terbaik kepada konsumen," lanjutnya.
Ia berharap, kerjasama ini dapat menjadi contoh bagi BUMN lain untuk dapat bersinergi dengan sektor swasta nasional.
Sementara itu, Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldy Thohir menilai, dengan pembelian BBM dari Pertamina yang memiliki sarana dan fasilitas penimbunan dan penyaluran BBM terintegrasi di seluruh Indonesia, Adaro mendapatkan jaminan kualitas dan kontuinitas pasokan.
"Pembelian Biosolar dari Pertamina, dapat meningkatkan skor TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) Adaro, seperti dipersyaratkan pemerintah serta sejalan dengan kebijakan mandatory BBN yang digariskan pemerintas sebesar B-15 tahun ini," katanya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, cadangan nasional saat ini bertumpu pada cadangan operasional BBM yang dikelola Pertamina sekitar 22 hari. Seiring dengan upaya peningkatan ketahanan energi nasional, ia berharap cadangan nasional harus dapat ditingkatkan minimal 30 hari. Untuk itu, dibutuhkan dukungan infrastuktur yang memadai.
"Untuk mencapai tujuan tersebut dapat ditempuh dengan dua cara, yakni melakukan investasi baru baik oleh Pertamina maupun swasta, juga optimalisasi infrastuktur milik sendiri," ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, mendorong Pertamina memanfaatkan aset-aset penyimpanan bahan bakar milik badan usaha lain untul mendukung ketahanan energi nasional, dan kerjasama dengan Adaro dapat menjadi model untuk tujuan tersebut.