EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat sebesar lima poin menjadi Rp 14.320 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.325 per dolar AS.
"Data ekonomi Amerika Serikat yang diumumkan akhir pekan lalu belum meningkatkan harapan kenaikan suku bunga The Fed yang rencananya akan diumumkan setelah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada tanggal 16--17 September mendatang," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin (14/9).
Ia mengemukakan bahwa angka awal indeks sentimen konsumen Amerika Serikat berada di 85,7 pada bulan September jauh di bawah perkiraan pasar yang berada di angka 91,9. Sementara inflasi harga produsen Amerika Serikat tetap di level minus 0,8 persen pada bulan Agustus.
"Dolar AS mengalami penurunan di tengah redanya harapan kenaikan suku bunga The Fed," katanya. Dari Eropa, lanjut dia, mata uang euro juga terus mengalami penguatan menyusul perbaikan ekonomi di kawasan euro secara konsiten mengalami perbaikan serta meredanya masalah utang di Yunani.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa persepsi pasar terhadap The Fed akan menunda kembali untuk menaikkan suku bunganya membuat nilai tukar rupiah sedikit membuka ruang penguatan. "The Fed diperkirakan menunda kenaikan suku bunganya menyusul data-data ekonomi AS terbaru masih cenderung melambat," katanya.
Pertumbuhan ketenagakerjaan Amerika Serikat, kata dia, juga dinilai belum relatif cukup kuat. Situasi itu diharapkan dapat membuat The Fed menunda kenaikan suku bunganya.
Di sisi lain, lanjut dia, kondisi nilai dolar AS yang relatif cukup tinggi terhadap mayoritas mata uang utama dunia juga dapat memengaruhi laju ekonomi AS karena harga dolar AS yang tinggi akan membuat barang Amerika Serikat menjadi kurang kompetitif.