Selasa 29 Sep 2015 10:50 WIB

Ratusan PDAM Berhenti Beroperasi

Rep: C12/ Red: Ilham
Tempat pengolahan air milik PDAM (ilustrasi)
Foto: Wordpress
Tempat pengolahan air milik PDAM (ilustrasi)

EKBIS.CO, BANDUNG -- Musim kemarau yang sudah melanda selama empat bulan belakangan ini ternyata memberikan dampak buruk pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di sejumlah daerah. Sebab, persediaan air yang dimiliki perusahaan terus menyusut.

Ketua Perhimpunan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), Rudi Kusmayadi menuturkan, saat ini terdapat sekitar 120 PDAM di Indonesia yang tidak sanggup beroperasi lantaran sumber airnya kering. "Omset kita juga banyak yang menurun," ujar dia, Selasa (29/9).

Rudi, yang menjabat sebagai Direktur PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, ini juga menjelaskan, banyak PDAM yang pendapatannya menurun sampai 50 persen. Dalam sebulan, yang biasanya memperoleh pendapatan di kisaran Rp 8 miliar, kini hanya sekitar Rp 4 miliar. Menurut dia, berkurangnya pendapatan ini bakal terus dirasakan sampai musim kemarau berakhir.

Di wilayah Jawa Barat, ujar Rudi, PDAM yang sudah tidak beroperasi yaitu PDAM Ciamis. PDAM ini berhenti produksi karena instalasi dengan kapasitas 50 liter per detiknya tidak berfungsi lantaran sumber airnya kering. Bahkan, keadaan ini tidak hanya dialami PDAM Ciamis. "Hampir 50 persen dari total seluruh anggota kita, 380 anggota, itu tidak berproduksi," ujar dia.

Menurut dia, perlu ada sinergi antara PDAM dengan pemerintah, baik itu pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Karena sebenarnya, yang menyediakan air baku yaitu pemerintah. Pemerintah bertugas menyediakannya melalui kajian dan beberapa usulan terlebih dahulu. Sedangkan PDAM sendiri hanya sebagai operator.

Keringnya sumber air PDAM selalu terjadi dalam siklus lima tahunan. Kondisi saat ini juga pernah dirasakan PDAM pada 2011 dan 2006 yang lalu. Namun, kata Rudi, kondisi kekeringan terparah yang dialami PDAM terjadi pada 2006.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement