EKBIS.CO, SUKABUMI -- Dampak kekeringan mulai dirasakan oleh sebagian warga Kota Sukabumi, Jawa Barat. Sebab, saat ini ada warga di dua kecamatan yang melaporkan kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
"Baru dua kecamatan yang melaporkan dampak kekeringan," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada Republika.co.id, Selasa (28/8). Kedua kecamatan itu yakni tiga titik di Kecamatan Lembursitu dan satu titik di Kecamatan Citamiang.
Menurut Zulkarnain, laporan kekeringan ini berasal dari petugas kelurahan dan kecamatan yang disampaikan ke BPBD. Rencananya laporan ini akan segera ditindaklanjuti dengan mengecek langsung ke lapangan.
Nantinya ungkap Zulkarnain, BPBD akan berupaya memberikan bantuan setelah proses verifikasi data di lapangan dilakukan. Terutama dalam memberikan bantuan air bersih kepada warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Selain warga yang mengeluhkan air bersih, musim kemarau ini ditandai juga dengan meningkatnya peristiwa kebakaran. Data BPBD Kota Sukabumi menyebutkan, dalam rentang waktu Januari hingga pertengahan Agustus 2018 lalu telah terjadi sebanyak 21 kasus kebakaran. Kejadian kebakaran paling tinggi terjadi pada Agustus 2018.
"Dari data yang kami himpun kebakaran cukup tinggi yakni 21 kasus," ujar Zulkarnain. Rinciannya kebakaran pada Januari tidak dilaporkan kasus, Februari sebanyak 3 kasus, Maret empat kasus, April tiga kasus, Mei dua kasus, Juni dua kasus, Juli dua kasus, dan Agustus lima kasus.
Bencana ini menyebabkan kerugian yang cukup besar. Dari penghitungan yang dilakukan kebakaran menyebabkan kerugian hingga sebesar Rp 1.245.000.000.
Zulkarnain menerangkan, hingga kini Kota Sukabumi belum menetapkan status siaga darurat seperti daerah lainnya di Jawa Barat. Penetapan tersebut masih menunggu perkembangan cuaca dan kondisi di lapangan.