EKBIS.CO, JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Sucitpo mengutarakan alasan di balik lebih mahalnya bahan bakar pesawat terbang, avtur keluaran Pertamina dibanding harga pasar internasional. Dalam sebuah forum diskusi yang diadakan oleh ITS, Dwi menyebutkan bahwa avtur yang dijual oleh negara lain lebih murah lantaran biaya opersional di negara tersebut juga lebih murah dibanding dengan dalam negeri.
Dwi memisalkan avtur produksi Singapura, yang dikatakan lebih murah dibanding avtur di Soekarno Hatta. Di Singapura, lanjut Dwi, avtur dapat dialirkan dengan mudah dari refinery atau pengolahan menuju bandara, dan akhirnya ke pesawat. hal ini karena infrastruktur antara refinery menuju bandara tergolong dekat dan terbangun dengan baik. Hal ini, berbeda dengan Jakarta yang membutuhkan cost lebih besar untuk mengalirkan avtur ke bandara.
"Karena cost mereka (Singapura) lebih murah. Ini yang harus dilawan agar bagaimanan Pertamina menaikan daya saing untuk Jakarta. Sebentar lagi akan kita turunkan (harga avtur) untuk Jakarta," ujarnya, Jumat (2/10).
Belum lagi, lanjut Dwi, perusahaan masih harus menangguung biaya distribusi avtur hingga ke bagian timur Indonesia. Menurutnya, hal ini bisa membuat pengeluaran Pertamina menjadi lebih tinggi.
"Kalau orang hanya bandingkan Jakarta dengan Singapura barangkali bisa dekat lah tapi coba kalau Jayapura. Siapa yang tanggung kecuali Pertamina sendiri yang harus menanggung," lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sempat mengeluhkan harga avtur di Soekarno Hatta yang mahal, sehingga dinilai bisa membuat maskapai penerbangan Indonesia sulit untuk bersaing dengan maskapai asing.