EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) memberikan pinjaman senilai 500 juta dolar AS untuk membantu peningkatan kinerja sektor energi Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
"Proyek ini akan membantu pemerintah Indonesia meningkatkan ketahanan energi dan memperbesar pasokan dari berbagai sumber terbarukan dan gas alam dalam bauran energi ke depannya," kata Senior Energy Specialist Departemen Asia Tenggara ADB Pradeep Tharakan di Jakarta, Sabtu (3/10).
Tharakan menjelaskan pemberian bantuan itu karena sektor energi Indonesia kekurangan investasi akibat subsidi bahan bakar maupun listrik yang berlangsung puluhan tahun. Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan buruknya akses ke berbagai opsi energi modern, padahal Indonesia memiliki sumber daya energi yang relatif sangat besar.
Dari dana tersebut, kata dia, sebanyak 100 juta dolar AS berasal dari ASEAN Infrastructure Fund yang dikelola ADB akan digunakan untuk meningkatkan tata kelola sektor energi dengan menurunkan subsidi, menjalankan tarif berdasarkan pemulihan biaya (cost recovery), dan meningkatkan kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Selain itu, program tersebut akan membantu perampingan lisensi dan izin proyek energi melalui pengurusan satu atap, memungkinkan perusahaan swasta memanfaatkan jalur transmisi PLN untuk menjual listrik langsung ke pengguna akhir di lokasi terpencil, serta memberi kepastian aturan yang lebih kuat di subsektor minyak dan gas.
"Pemberian kepastian aturan yang lebih kuat dalam subsektor minyak dan gas, misalnya melalui proses yang konsisten terkait dengan kontrak bagi hasil minyak dan gas yang masa berlakunya hampir selesai," katanya.
Program tersebut, kata dia, juga mendukung upaya pemerintah memperbesar skala energi terbarukan melalui pemberian insentif harga bagi panas bumi, biomassa, dan pembangkit listrik tenaga air skala kecil, serta mendirikan pasar efisiensi energi melalui peningkatan standar dan pelabelan peralatan rumah tangga serta persyaratan bagi bangunan dan fasilitas perkotaan hemat energi.
Program pinjaman yang berpotensi dilengkapi dengan pembiayaan bersama senilai 800 juta dolar AS dari para mitra pembangunan ini juga siap mendukung agenda elektrifikasi pemerintah dan membuka jalan bagi penerapan teknologi bahan bakar fosil yang lebih bersih, seperti penyerapan dan penyimpanan karbon pada skala memadai.