EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengaku, dari rincian Paket Kebijakan Jilid III yang diluncurkan Presiden Jokowi, ada beberapa yang berdampak baik kepada para petani dan nelayan, seperti penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar Rp 200 per liter.
"Walaupun kecil, kita syukuri pemerintah masih mau turunkan solar," ujarnya saat dihubungi Republika, Jumat (9/10). Meski begitu, ia meminta ketersediannya tercukupi, artinya jangan sampai saat nelayan membutuhkan solar, barangnya sendiri langka didapatkan.
Selain penurunan harga solar, pemerintah juga menggagas program asuransi pertanian. Dalam asuransi pertanian tersebut, ia mengatakan, petani mendapat subsidi 80 persen dibayarkan pemerintah, sedangkan sisanya petani untuk membayar asuransi.
"Jadi nanti petani bayar premi Rp 36 ribu per ha, kalau terjadi gangguan pada tanaman dan gagal panen akan mendapat Rp 6 juta," katanya menambahkan.
Disinggung mengenai paket kebijakan jilid berikutnya, ia meminta pemerintah memperhatikan faktor datangnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ia berharap, pemerintah memberikan peranan besar agar para petani dalam negeri mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri.
"Kita akan berhadapan dengan hasil produksi petani luar yang lebih murah, kita harus bisa mengimbangi," ungkapnya.
Sejak saat ini, ia mengatakan, pemerintah sudah bisa memulai mempersiapkan para petani mmproduksi produk pertanian dengan harga yang bersaing.
"Misal di buah-buahan bersaing dengan Thailand yang paling berat. Masalahnya apa di obat perangsang, pembuahan atau pupuk, nah itu yang harus dibantu pemerintah, sehingga petani bisa bersaing," tambah dia.
Untuk nelayan, ia menilai sudah mampu bersaing jika bicara harga. Namun untuk kualitas, ia memandang masih belum bisa bersaing lantaran minjmnya cold storage yang ada di tempat pelelangan ikan.