Selasa 20 Oct 2015 14:37 WIB

Bank Asing akan Danai Pembelian Saham Freeport

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Freeport-McMoRan Inc
Foto: [ist]
Freeport-McMoRan Inc

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Divestasi saham PT Freeport Indonesia tampaknya akan dibiayai dari dana asing. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan, dua BUMN yang siap mengambil alih kepemilikan saham Freeport, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), akan mendapat pinjaman dari bank internasional. 

Meski demikian, Rini enggan menyebut bank mana yang akan mengguyurkan dananya untuk kedua BUMN tersebut. Saat dikonfirmasi apakah bank tersebut berasal dari Cina, seperti proyek-proyek sebelumnya, Rina membantahnya. 

"Bukan (dari Cina). Bank internasional," ujar Rini usai memenuhi undangan Komisi VI DPR, Selasa (20/10). 

Rini menjelaskan, hingga saat ini Kementerian BUMN sedang merampungkan analisis mengenai kepatutan pendanaan dari asing, sekaligus berapa kisaran harga saham yang akan ditawarkan oleh Freeport. Rencananya, hasil analisis akan rampung salam satu pekan ke depan, dan segera akan disampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

"Yang penting  kan akhirnya balancing kuat atau tidak. Sekarang kan sudah ada 9,36 persen saham. Kami sedang analisa, apakah akan kita masukkan itu untuk diproses jadi penjaminan untuk mencari dana untuk ambil 10,64 persen. Untuk capai 20 persen," ujarnya. 

Rini menambahkan, dari segi keuangan perusahaan, Inalum menjadi kandidat paling kuat dalam pembelian saham Freeport. Meski demikian, Rini tidak menutup kemungkinan bagi Inalum dan Antam untuk membentuk konsorsium dalam upaya pengambilalihan saham Freeport. 

"Kami melihat saat ini dalam hal dana ini mau ga mau harus dari pinjaman. Dan yang paling kuat adalah Inalum. Tapi kami alam lihat apakah kombinasi secara konsorsium antara Inalum dengan Antam," ujar Rini.

Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan bahwa Freeport telah mengajukan surat resmi mengenai penawaran saham Freeport. Meski demikian, Sudirman sendiri mengaku opsi pelepasan saham melalui IPO dinilai lebih transparan. Pemrintah sendiri mendapat waktu 90 hari untuk mengkaji apakah akan mengambil kesempatan ini untuk ambil alih saham Freeport atau tidak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement