EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mengembangkan klaster industri untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia timur yang mencakup 12 provinsi. Diharapkan, pendekatan baru ini mampu mendorong kawasan itu mengimbangi geliat ekonomi wilayah barat.
“Strategi klasterisasi itu untuk memacu industri kreatif dan industri berbasis potensi sumber daya alam yang bukan hanya menghasilkan komoditas bahan mentah tapi juga penghiliran industri,” kata Menperin Saleh Husin usai meresmikan pembukaan Pameran Cahaya Timur Indonesia III, Selasa (20/10).
Pengembangan ini didukung dengan semakin mantapnya struktur industri domestik dengan infrastruktur yang terintegrasi dengan baik, khususnya infrastruktur jalan dan perhubungan, baik laut maupun udara serta pasokan energi.
Selain itu, lanjutnya, sejalan dengan paket-paket kebijakan ekonomi yang digulirkan Pemerintah. Di antaranya kebijakan harga energi gas serta listrik yang diharapkan merangsang investasi dan pemberian kredit untuk UKM yang mempunyai kegiatan ekspor atau terlibat dalam kegiatan ekspor.
Bentangan kawasan timur yang luas menyimpan kekayaan sumber daya alam dan pesona wisata. Keragaman budayanya juga menarik untuk pengembangan industri kreatif.
“Tetapi industri kreatif tidak berhenti pada yang sudah ada. Diperlukan inovasi mengolah bahan baku kerajinan dari alam dan penguatan juga SDM,” ujar Saleh sembari menyakini kreativitas pelaku usaha IKM di Indonesia timur mampu menciptakan modifikasi-modifikasi baru.
Potensi kawasan Indonesia di bagian timur juga memiliki beberapa produk unggulan seperti tenun, aksesoris, sutra, mutiara, kerajinan kerang, kayu ukir, serta beraneka ragam produk olahan ikan. Teknologi informasi, seperti internet, juga dapat dimanfaatkan untuk inovasi desain dan pemasaran daring atau online.
Pada tahun 2013 PDB IKM mampu memberikan kontribusi sebesar 34 persen terhadap PDB industri dengan rasio IKM 60 persen di pulau Jawa dan 40 persen di luar pulau Jawa dan saat ini kawasan Timur Indonesia dapat memberikan kontribusi sebesar 18,6 persen dengan percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah pada tahun 2019 sekitar rata-rata 7,5 persen.
Strategi klaster ini, menurut Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah, juga dibarengi dengan pengembangan One Village One Product (OVOP). Pihaknya melakukan penguatan kelembagaan, restrukturisasi mesin peralatan, penguatan keterkaitan dengan para stakeholder, serta promosi pemasaran.