EKBIS.CO, AMBON -- PT Bank Maluku yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) milik pemerintah daerah resmi berubah namanya menjadi PT Bank Maluku - Maluku Utara (Malut).
Peluncuran nama baru tersebut dilakukan Gubernur Maluku, Said Assagaff dan Wakil Gubernur Zeth Sahuburua bertepatan dengan perayaan HUT ke-54 Bank daerah tersebut, di Ambon, Sabtu (31/10).
"Perubahan nama dari PT.Bank Maluku menjadi Bank Maluku-Malut karena jangkauan dan wilayah kerja bank ini meliputi dua provinsi yakni Maluku dan Maluku Utara," kata Direktur Utama PT Bank Maluku-Malut, Idris Rolobessy.
Pergantian nama disesuaikan dengan tuntutan pelayanan bank daerah, di mana pemerintah kedua provinsi maupun seluruh kabupaten/kota di Maluku dan Malut adalah para pemegang saham di bank daerah tersebut.
"Pelayanan bank Maluku-Malut meliputi dua provinsi serta 22 Kabupaten/Kota di Maluku dan Maluku Utara. Pergantian nama ini juga didasari hasil pertemuan para pemegang saham yakni Gubernur serta Bupati dan Wali Kota kedua provinsi," kata Idris.
Bank Maluku - Malut saat ini memiliki satu kantor pusat di Kota Ambon, satu kantor utama di Ternate, 16 kantor cabang, 22 kantor cabang pembantu, 20 kantor kas dan 18 unit mobil kas keliling yang tersebar pada masing-masing 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku dan Malut. Pelayanan bank Maluku - Malut yang tergabung dalam jaringan Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut meliputi 11 Kabupaten/Kota di Malut yakni Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Utara, Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, Pulau Morotai, Pulau Taliabu, kota Sofifi, kota Ternate dan kota Tidore Kepulauan.
Sedangkan, 11 Kabupaten/Kota di Maluku yakni Kota Ambon, Kota Tual, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Pulau Buru, Buru Selatan, Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD).
Idris mengakui, bank yang dipimpinnya saat ini masih tergolong sehat, kendati diterpa sejumlah masalah berkaitan dengan penyaluran kredit hingga pembelian kantor cabang pembantu.
Dia mengatakan, total aset Bank Maluku Malut hingga pertengahan 2015 telah mencapai lebih dari Rp 6,2 triliun, sedangkan pada akhir 2014 hanya sebesar Rp 4,5 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 37,78 persen atau Rp 1,7 triliun.
Said juga mengakui kondisi bank yang didirikan pada 25 Oktober 1961 tersebut saat ini tergolong cukup sehat, di mana seluruh transaksi keuangannya diawasi oleh bank Indonesia maupun Otgoritas Jasa Keuangan (OJK). Gubernur berharap, bank daerah tersebut dapat memainkan peranan penting untuk menunjang percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Maluku dan Malut di masa mendatang.