Selasa 10 Nov 2015 10:43 WIB

IHSG Dibayangi Sentimen Negatif Kenaikan Suku Bunga AS

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas didepan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Karyawan melintas didepan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.(Republika/ Yasin Habibi)

EKBIS.CO, JAKARTA--Pada perdagangan hari ini, Selasa (10/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan dibayangi risiko pelemahan. Pelemahan masih terjadi seiring masih maraknya sentimen negatif terutama dari peluang kenaikan suku bunga perbankan Amerika Serikat (AS).

"Sepanjang kekhawatiran tersebut belum sirna tampakanya laju IHSG masih cenderung melemah. IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.424-4.465 dan resisten 4.538-4.567," tutur Analis Saham dari NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), Reza Priyambada, Selasa (10/11).

Namun, ia menambahkan, jika ternyata pelaku pasar mengabaikan masalah suku bunga the Fed, dimungkinkan IHSG dapat bertahan dari pelemahannya. Katanya, utang gap terdekat di level 4.546-4.560 telah tertutupi, sehingga masih ada utang gap di level 4.346-4.381 dan 4.470-4.496. "Untuk itu, tetap cermati sentimen yang ada dan berharap kenaikan dapat terjadi," katanya.

Kemarin (9/11), laju IHSG berada di zona merah. Pelaku pasar masih melanjutkan aksi jualnya yang terlihat dari laju IHSG yang terus mengalami tekanan.

Reza mencermati, saham-saham big caps masih menjadi sasaran jual. Itu terutama dari saham-saham industri dasar sub semen, yang dilanjutkan dengan saham-saham di perbankan dan properti.

"Imbas persepsi akan naiknya suku bunga the Fed setelah merespon turunnya unemployment rate dan kenaikan nonfarm payrolls AS yang berujung pada kembali melemahnya laju Rupiah dan melemahnya laju bursa saham Asia memberikan sentimen negatif pada laju IHSG," paparnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement