EKBIS.CO, JAKARTA -- Peneliti lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jose Rizal Damuri meminta pemerintah benar-benar mempersiapkan diri sebelum bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) atau Kemitraan Trans-Pacific. Hal ini karena, negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam sudah mempersiapkan diri sejak lama sehingga siap untuk berkompetisi dengan negara anggota TPP.
Jose menceritakan, Vietnam yang sudah menyatakan bergabung dengan TPP sejak 2010, langsung meluncurkan program bernama Project 30. Program tersebut bertujuan mengurangi beban biaya bisnis sebanyak 30 persen dalam lima tahun.
"Vietnam sadar harus melakukan itu, karena kalau tidak TPP malah bisa 'memakan' mereka. Negara lain sudah lama mempersiapkan diri untuk bergabung dengan TPP," kata Jose di kantornya, Jakarta, Rabu (11/11).
Hal tersebut dinilai sangat berbeda dengan kondisi Indonesia. Ia menilai Indonesia sebenarnya sudah lama mengetahui segala macam persoalan dan kekurangan yang dimiliki. Hanya saja, persoalan-persoalan tersebut belum diselesaikan dengan baik.
"Akibatnya, Indonesia kebalap dengan negara-negara lain yang sudah memperbaiki segala kekurangannya," ucapnya.
Meski demikian, Jose cukup mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang dengan tegas menyatakan Indonesia berminat gabung TPP. Setidaknya, komitmen Jokowi tersebut bisa menjadi alarm bagi pemerintah dan pengusaha untuk bersinergi memperbaiki segala persoalan.
"Dari dulu kita selalu bicara tidak siap, tapi tidak mempersiapkan diri dengan baik," kata Jose.