EKBIS.CO, PALEMBANG -- Salah satu pilar usaha APP Sinar Mas PT OKI Pulp And Paper di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, ditargetkan mulai beroperasi pada April 2016 setelah mencapai progres pembangunan 55,53 persen per November 2015.
Direktur Pengelola Sinar Mas, G Sulistiyanto mengatakan setelah beroperasi pabrik pulp terbesar di Asia dengan nilai investasi Rp 35 triliun ini akan mengekspor dua juta ton pulp dan 500 ribu ton tisu dengan nilai mencapai 1,5 miliar dolar AS (Rp 20 triliun) pada tahun pertama.
"Perusahaan berharap target ini bisa dicapai karena jika tertunda lagi maka akan menambah biaya investasi," kata Sulistyanto. Ia menambahkan hal ini mengingat perusahaan sempat mendapatkan acaman ketersediaan barang baku karena beberapa lahan Hutan Tanaman Industri turut terbakar akibat bencana kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015.
"Perusahaan juga menjadi korban atas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, tentunya ini mengganggu rencana ke depan. Saat ini sudah ada rencana revitalisasi lahan yang terbakar untuk memastikan ketersediaan bahan baku di masa datang," kata Sulistyanto.
Manajer Site APP OKI, Gadang Hartawan menambahkan kebutuhan bahan baku APP OKI disuplai dari lahan HTI seluas 470 ribu hektare yang berada di OKI dan Musi Banyuasin. Berdasarkan estimasi sementara, terdapat 10 persen lahan yang terbakar, sementara kebutuhan suplai pohon akasia per tahun hanya dibutuhkan dari lahan seluas 60-70 hektare.
"Dari hitung-hitungan ini maka suplai bahan baku tetap terjaga karena masih ada cadangan," kata dia. Pabrik APP OKI memiliki lahan seluas 1.700 hektare atau sepertiga dari luas Kabupaten OKI yang mulai dibangun sejak 2013.
Lokasi dipilih di OKI karena sudah ada ratusan ribu hektare lahan HTI milik perusahaan yang sudah ditanami sejak tahun 2005. Selain memiliki lahan HTI sendiri, perusahaan juga telah menyiapkan berbagai infrastruktur penunjang seperti pelabuhan di Selat Bangka, pembangkit listrik biomassa berkapasitas 500 MW, dan sistem 17 pabrik yang terintegrasi.
Direktur APP Suhendra Wiriadinata mengatakan bisnis bubur kertas dan tisu sangat menggiurkan pada masa mendatang seiring dengan semakin tingginya permintaan, terutama di Cina. "Dari dua juta ton pulp yang dihasilkan, sebanyak 80 persen diekspor, sementara yang 20 persennya akan dibuat tisu dan 95 persennya juga diekspor, serta sebagian besar tujuan ke Cina," kata dia.
Bupati OKI Iskandar mengharapkan keberadaan APP OKI ini dapat semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu. Saat ini, tenaga kerja yang bekerja di APP OKI mencapai 15 ribu orang untuk pembangunan pabrik. Kemudian setelah beroperasi akan berkurang menjadi hanya 3.500 orang ditambah 15 ribu orang tenaga kerja tidak langsung (kontraktor dan suplayer).