EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Soetjipto menegaskan keberadaan Integrated Supply Chain (ISC) sebagai unit bisnis Pertamina saat ini mampu menghentikan langkah pemburu rente di masa lalu.
ISC sendiri merupakan unit bisnis yang menjalankan fungsi Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang telah dibubarkan pertengahan tahun ini. Pertanyaan Dwi ini lantaran masih ada anggapan bahwa ISC belum sepenuhnya "bersih" karena masih diisi oleh orang-orang eks Petral.
Dwi menjelaskan, saat ini ISC bekerja secara terbuka dengan memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk terlihat dalam proses pengadaan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini berbeda dengan praktik di masa lalu di mana ada oknum internal Petral yang membocorkan informasi terkait proses tender kepada pihak ketiga.
"Dan dari sini kita sudah dapat banyak penghematan, sampai 133 juta dolar AS. Apalagi untuk 2016 beberapa produk yang kita tenderkan lebih kompetitif," ujarnya, Rabu (25/11).
Dwi juga mengungkapan bahwa pemenang tender di bawah ISC jauh lebih bervariasi. Bahkan, dia mengatakan bahwa pihak yang dulu kerap memenangi tender di masa Petral beroperasi, kini perlahan tak pernah menang. Selain itu, harga pengadaan BBM pun juga ditengarai lebih murah saat ini dibanding di masa Petral masih ada.
"Pemenang lebih bervariasi. Yang dulu menang di Petral pernah menang sekali di semester satu, dan habis itu gak muncul lagi. Impor premium juga 1 dolar lebih rendah dari 2014. Dan tahun depan bisa lebih rendah lagi," katanya.
Sementara itu, Vice President ISC Pertamina Daniel Purba enggan menanggapi anggapan bahwa ISC masih diisi orang eks-Petral. Daniel menegaskan, berbagai upaya perbaikan telah dilakukan termasuk dengan transparansi tender yang dilakukan saat ini.
"Saya rasa ini soal kepret mengkepret enggak perlu ditanggapi satu persatu lah ya. Kita yang penting kerja, kerja dan kerja. Kita makanya buka informasi yang sebuka-bukanya di website ini," ujar Daniel
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said juga menyatakan dukungannya dengan kinerja ISC saat ini yang menggantikan Petral. Menurutnya, langkah pembubaran Petral hanya satu upaya untuk menjegal praktik mafia migas.
"Transformasi menuju budaya bisnis yang transparan itu tidak mudah. Saya sudah mengalami hari-hari dengan banyak serangan. Namun saya menikmatinya," kata Sudirman.