EKBIS.CO, JAKARTA -- Ada pertanyaan menggelitik yang diajukan Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus Sugiarto terkait literasi keuangan.
''Kalau punya uang Rp 1 triliun, apa yang mau kalian lakukan?'' ujarnya di Jakarta, Jumat (27/11).
Mendapat pertanyaan itu, bisa jadi Anda akan kebingungan menjawab. Namun, Agus menilai orang yang sudah paham jasa dan produk keuangan tidak akan kebingungan. Orang yang memiliki Rp 1 triliun itu akan membagi uangnya untuk investasi dan proteksi ketimbang hanya menyimpannya dalam tabungan. Literasi keuangan membuat masyarakat lebih tahu dimana harus menempatkan dana dan produk yang cocok untuk mereka.
''Literasi itu dasar. Literasi dan akses keuangan membantu meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan,'' ungkap Agus.
OJK pernah melakukan riset soal literasi dan akses ke jasa keuangan pada 2013. Hasilnya, tingkat pengetahuan (literasi) keuangan masyarakat hanya 21,8 persen.
Tingkat literasi rata-rata naik dua persen per tahun. Data ini akan dievaluasi lagi oleh OJK pada 2016 mendatang. Saat ini, OJK bersama Universitas Gadjah Mada tengah meneliti korelasi tingkat literasi dengan dorongan kesejahteraan.
Sementara, tingkat penggunaan (inklusi) produk dan jasa keuangan hanya 59,7 persen. Khusus pelajar dan mahasiswa literasinya 28 persen atau hanya 28 anak dari 100 anak yang tahu keuangan.
Selain itu, Agus menilai anak-anak perlu dikenalkan dengan layanan keuangan dari karena mereka adalah konsumen jasa keuangan di masa depan.