EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, saat ini pemerintah sedang melakukan identifikasi industri penunjang kereta api nasional.
Hal itu untuk meningkatkan kontribusi industri dalam negeri terhadap pembangunan perkertaapian. Dengan begitu diharapkan dapat menciptakan kemandirian dalam industri perkertaapian Indonesia.
"Sekarang ini industri kereta api di Indonesia yang exsisting sudah bisa memproduksi gerbong, lokomotif, dan juga produk persinyalan bahkan untuk tier 3 seperti Krakatau Steel sudah bisa menghasilkan baja untuk kebutuhan kereta api," ujar Putu di Jakarta, Senin (30/11).
Putu mengatakan, secara keseluruhan industri kereta api sudah memenuhi konten lokal sebesar 40 persen. Menurut dia, PT. INKA sebagai satu-satunya industri kereta api harus didorong menguasai teknologi, peningkatan kualitas dan kapasitas produksi, serta mampu mengintegraskan industri komponen pendukung.
Putu menjelaskan, pembangunan jalur kereta api di luar Pulau Jawa harus diimbangi dengan industri kereta api di dalam negeri dan jangan terlalu mengandalkan impor.
"Kami bersama dengan kementerian/lembaga lain sama-sama merencanakan apa saja yang dibutuhkan untuk pembangunan kereta api tersebut, kemudian spesifikasinya apa saja sehingga arah industri penunjang di dalam negeri bisa dikembangkan," kata Putu.
Menurut Putu, industri penunjang kereta api yang bisa dibangun di dalam negeri misalnya, komponen baja, elektronik, dan pabrikasi seperti gerbong maupun jembatan besi. Selain itu, peralatan telekomunikasi dan jaringan listrik juga sudah mampu diproduksi di Indonesia.
Pembangunan kereta cepat, dan MRT merupakan salah satu yang harus diantisipasi industri kereta api nasional. Menurut Putu, proyek pembangunan moda transportasi tersebut nantinya akan membutuhkan ribuan komponen penunjang.
Diharapkan, industri penunjang kereta api nasional bisa menawarkan produknya dan menjadi bagian dari proyek pembangunan kereta cepat maupun MRT.
"Sebenarnya kita kuat dalam pengembangan gerbong, bahkan beberapa sudah ekspor ke Bangladesh namun sayangnya tidak diteruskan dan hal ini akan kita identifikasi secepatnya," kata Putu.
Menurut Putu, sudah saatnya moda transportasi kereta api mendapatkan perhatian yang lebih. Sebab, jumlah penduduk di kota-kota besar di Indonesia sudah semakin padat sehingga dibutuhkan kendaraan rel seperti kereta api, monorail, dan LRT.