Sabtu 05 Dec 2015 08:55 WIB

Sony Akuisisi Divisi Sensor Gambar Toshiba

Rep: C25/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kantor Pusat Sony
Kantor Pusat Sony

EKBIS.CO, TOKYO -- Sony mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Toshiba untuk pembelian sensor gambar seharga 19 miliar yen atau 155 juta dolar AS. Hal itu dilakukan untuk memperpanjang dominasi mereka industri televisi.

Dilansir dari Techspot, Sabtu (5/12), dikabarkan Sony akan mengambil alih kepemilikan fasilitas fabrikasi semikonduktor, peralatan dan aset terkait lini produksi 300 mm wafer Toshiba di Oita, Jepang.

(Baca: Gamers, Delapan Permainan di PS 2 Ini Akan Hadir di PS 4)

Pihak Sony mengaku sekitar 1.100 karyawan Toshiba yang terpengaruh akan penjualan itu, akan diberikan tawaran pekerjaan.

Pada awal Oktober, rumor telah beradar bahwa Sony berencana untuk mengambil alih bisnis sensor gambar ke dalam sebuah entitas terpisah yang disebut Sony Semiconductor Corporation.

Hal itu dilakukan perusahaan untuk mendorong divisi tersebut menjadi lebih bertanggung jawab. Sony sendiri pada 2014 lalu, telah menyediakan sensor gambar untuk sekitar 40 persen dari semua smartphone yang terjual.

Bahkan, ponsel yang paling baru seperti iPhone 6 dan Galaxy S6, memiliki dua sensor gambar yang berada di kamera depan dan belakang. Tidak diragukan lagi, akuisisi bisnis dari Toshiba akan memungkinkan Sony untuk menumbuhkan lagi dominasinya atas industri tersebut.

Sementara, Toshiba yang sempat terjebak dalam skandal selama musim panas, usai ditemukan memiliki keuntungan operasi berlebihan sekitar 1,2 miliar dolar selama enam tahun terakhir.

Akibat dari skandal itu, CEO Hisao Tanaka mengundurkan diri dari jabatan yang ia duduki. Terkait pembelian divisi sensor gambar, Sony dan Toshiba berharap dapat menyelesaikan transaksi pada 31 Maret 2016.

 

Baca juga:

Rusia Peringatkan Thailand Potensi Serangan ISIS

Indonesia Bahas Kerja Sama Pariwisata dengan Vatikan

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement