EKBIS.CO, JAKARTA -- Ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dinilai makin terbuka dengan kenaikan suku bunga the Fed. Dari pihak pasar modal, BI rate diharapkan dapat diturunkan karena biasanya diikuti dengan laju positif di pasar saham.
"Kalau dilihat hubungan antara BI rate dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saat BI menurunkan suku bunga biasanya IHSG bereaksi positif," jelas Ekonom Senior PT Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy, di Jakarta, Kamis (17/12).
Dalam hal ini, sektor yang paling terdampak menurutnya adalah sektor perbankan. Kapitalisasi pasar sektor perbankan di bursa merupakan yang paling besar. "Jadi wajar kalau nanti saham perbankan akan naik gara-gara penuruna suku bunga dari Bank Indonesia," lanjut Leo.
Adapun kinerja positif IHSG hari ini menurutnya bukan karena anggapan BI rate akan memangkas suku bunganya pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini. Itu lebih pada ketidakpastian yang telah lewat usai the Fed menaikkan suku bunganya 25 basis poin.
"Karena yang jadi ketidakpastian di pasar kan ini. Nah, sekarang sudah kejadian, jadi ada anggapan ketidakpastian sebagian sudah lewat," jelas Leo.
Bukan hanya itu, pernyataan dari Bank Sentral AS juga mempengaruhi anggapan pasar. Leo menerangkan berdasarkan pernyataan the Fed, suku bunga akan dinaikkan secara gradual dan tak banyak.
"Ini juga hawa positif untuk pasar, karena mereka berharap ini dari awal, bahwa suku bunga akan naik secara terbatas dan gradual," papar dia.