EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan Indonesia masih membutuhkan impor pangan pada tahun ini. Impor pangan dibutuhkan karena produksi dalam negeri belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
Darmin mengungkapkan, kenaikan harga kebutuhan bahan pokok pada 2015 terjadi karena kurangnya pasokan. Pemerintah, kata Darmin, tidak ingin mengulangi kesalahan dengan menahan impor yang pada akhirnya membuat harga kebutuhan pokok meningkat.
"Jangan seperti kuartal IV 2014 ketika ada keinginan menahan impor. Akibatnya pasokan kurang sehingga harga pangan seperti telur dan daging ayam naik," kata Darmin dalam konferensi pers akhir tahun di kantornya, Kamis (31/12/2015).
Menurut Darmin, tantangan yang harus dihadapi dengan cermat pada tahun ini adalah mengenai kebutuhan beras. Produksi beras pada awal tahun disebut akan berkurang karena adanya el nino pada pertengahan hingga akhir tahun 2015. Hal itu menyebabkan mundurnya masa panen padi.
Dia mengungkapkan, stok beras di badan urusan logistik (Bulog) sampai akhir tahun 2015 mencapai 1 juta ton. Stok tersebut sudah termasuk impor beras sebanyak 400 ribu ton yang didatangkan pemerintah belum lama ini. Beras impor tersebut selama ini tidak didistribusikan ke pasar dan hanya dijadikan sebagai stok.
Stok 1 juta ton beras dinilai belum memadai. Idealnya, kata dia, stok beras harus sekitar 1,35-1,5 juta ton. Karena itu, pemerintah akan membuka kran impor beras pada awal tahun ini. "Harus masuk 460 ribu ton pada akhir Januari ini," ucap Darmin. Menurut prediksi Darmin, produksi beras akan normal pada April.
Mengenai daging sapi, pemerintah akan melakukan impor sekitar 238 ribu ton. Itu sesuai dengan estimasi produksi dalam negeri dan kebutuhan konsumsi. Kalau dihitung berdasarkan ekor, maka sapi yang akan diimpor sebanyak 600 ribu ekor.
Selain daging sapi dan beras, Indonesia juga membutuhkan impor gula kristal putih (GKP). Tahun ini, pemerintah menugaskan Bulog untuk mengimpor 200 ribu ton GKP. Darmin menjelaskan, stok GKP pada awal tahun ini sekitar 840,6 ribu ton.
Stok tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan pada periode Januari-April 2016. Impor dibutuhkan karena tidak akan ada suplai dari dalam negeri lantaran musim giling tebu baru akan terjadi pada Mei-Juni. "Kita butuh 1,1 juta ton gula sampai April," ujar dia.