EKBIS.CO, JAKARTA -- Mulai adanya pelemahan membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertahan kenaikannya sehingga menyimpan potensi pelemahan lanjutan. Pada perdagangan Selasa (5/1) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.485-4.500 dan resisten 4.585-4.615.
Namun, menurut Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), Reza Priyambada pelemahan tidak akan terjadi jika aksi beli yang cukup besar dapat mendorong IHSG dapat kembali naik. Utang gap di level 4569-4571 pun, kata dia, telah tertutupi.
"Jika aksi jual tidak dibendung maka secara bertahap, laju IHSG dapat menuju utang gap 4409-4429. Untuk itu, tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG," ujar dia, Selasa (5/1).
Pada pembukaan perdagangan saham kemarin, Senin (4/1), setelah dibuka oleh Presiden Jokowi, laju IHSG justru mengalami pelemahan. IHSG dibuka pada memerah turun 17 poin atau 0,4 persen ke level 4.759, dan kemudian ditutup juga melemah, yaitu sejauh 1,461 persen atau 67,089 poin ke level 4.529,919.
Reza mengatakan, nampak masih ada rasa antusias untuk membawa ataupun mengakhiri IHSG di teritori positif di akhir tahun. Itu meski penguatan tidak sepenuhnya didukung oleh kondisi fundamental yang ada di mana laju pasar obligasi dalam negeri, laju rupiah, hingga pasar global yang kompak cenderung mengalami pelemahan.
"Jadi, kami melihat pelemahan tersebut lebih disebabkan karena kondisi yang ada bukan karena sosok seseorang yang membuka perdagangan. Siapapun yang membuka perdagangan di awal tahun, jika memang kondisi di sekitar IHSG sedang kurang baik maka akan tetap terjadi penurunan," jelas
Di akhir penutupan IHSG, transaksi asing berbalik melakukan aksi beli. Namun, itu belum didukung oleh terapresiasinya rupiah. Asing kembali masuk dari net sell Rp 114,73 miliar menjadi net buy Rp 84,20 miliar.
Baca juga: Presiden Sebut Penurunan Pertumbuhan Ekonomi tak Signifikan