EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (persero) menyebutkan lonjakan kenaikan permintaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium setelah penurunan BBM pada 5 Januari lalu mencapai 200 persen. Senior VP Pemasaran dan Niaga Pertamina Iskandar menyebutkan, hal ini yang kemudian membuat sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kehabisan pasokan secara cepat.
Iskandar menuturkan, setelah penurunan BBM dilakukan pada pukul 00.00 pada 5 Januari lalu, berselang dua jam setelahnya atau pukul 02.00 pasokan Premium dan solar langsung ludes. Hal ini, kata dia, diakui sulit secara cepat diatasi Pertamina. Iskandar mengakui, lonjakan secara cepat ini memang butuh waktu hingga beberapa hari untuk bisa mengatasinya.
Pertamina merekam ada pola dari masyarakat untuk sengaja menahan pembelian BBM sebelum tanggal 5 Januari. Baru setelah harga BBM turun, masyarakat umum atau bahkan armada angkutan barang ramai-ramai menyerbu SPBU.
"Biasanya malam tahun baru peningkatan Premium solar meningkat tajam, namun malah turun sampai pada tanggal 4 terendah. Tatkala ada lonjakan dua kali lipat dari harian biasa, tentu Pertamina tidak bisa dengan cepat recover," ujar Iskandar, Senin (11/1).
Iskandar menyebutkan, kapasitas tangki Pertamina hanya bisa dipaksa bertambah hingga 40 persen dari volume biasa yang diangkut tangki. Dengan lonjakan yang mencapai 200 persen, kata Iskandar, mustahil Pertamina bisa dengan segera memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Namun, setelah tiga hari, Rabu, Kamis maksimal, Jumat malam sudah selesai dan kembali normal. Kami pantau di seluruh daerah aman. Tidak ada lagi masyarakat yang tidak bisa beli," ujarnya.
Baca juga: Tarif Angkutan Turun Lima Persen, Sopir Bingung Beri Kembalian