EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian BUMN akan merealisasikan pembentukan induk usaha (holding) pada tujuh sektor sebagai bagian dari peta jalan BUMN tahun 2015-2019.
"Jumlah BUMN akan berkurang dari saat ini berjumlah 119 perusahaan, menjadi sebanyak 85 perusahaan pada tahun 2019," kata Deputi Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha BUMN, Aloysius K. Ro, di Jakarta, Kamis (14/1).
Menurut Aloysius, ke-7 sektor holding tersebut yaitu logistik dan perdagangan, perkebunan, farmasi, perkapalan, konstruksi dan infrastruktur, tambang, dan pertahanan strategis. Holding logistik dan perdagangan meliputi empat BUMN yaitu PT Pos Indonesia, PT Banda Ghara Reksa, PT Varuna Tirta Prakasya dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Holding perkebunan meliputi PT Kimia Farma, PT IndoFarma dan PT Bio Farma, Holding Perkapalan meliputi PT Pelindo I-Pelindo IV.
Selanjutnya holding konstruksi dan infrastruktur meliputi PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, PT Nindya Karya, PT Amarta Karya, PT Istaka Karya, PT Brantas Abipraya, PT Virama Karya, PT Indah Karya, PT Yodya Karya, PT Bina Karya, PT Indra Karya.
"Beberapa BUMN sesungguhnya sudah berbentuk holding seperti BUMN Semen, BUMN Pupuk dan BUMN Perkebunan. Namun khusus BUMN Perkebunan bentuknya dimodifikasi agar lebih fokus pada sinergi produk antar PTPN I-PTPN XIV," ujarnya.
Meski demikian Aloysius tidak merinci lebih lanjut terkait realisasi penuntasan pembentukan holding ke-7 sektor BUMN tersebut. Ia hanya menyelaskan, khusus holding BUMN pertambangan akan rampung pada akhir 2016, sedangkan holding lainnya disesuaikan dengan kondisi dan kecepatan penyelesaian masing-masing sektor.
Selain pembentukan holding, Kementerian BUMN juga menjalankan restrukturisasi melalui program privatisasi terhadap sejumlah BUMN lainnya melalui pola penjualan saham kepada publik (IPO), penawaran umum terbatas (right issue), dan strategic sales.
Kimia Farma akan menempuh right issue, PTPN 7 dijadwalkan IPO pada 2016, sedangkan 4 BUMN yaitu PT Merpati, PT Kertas Kraft Aceh, PT Iglas, PT Kerta Leces akan dilepas kepemilikannya kepada investor strategis. "Rencana program privatisasi BUMN tersebut sudah disampaikan kepada tim privatisasi untuk dibahas, selanjutnya dibawa ke DPR untuk meminta izin privatisasi," kata Aloysius.