EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih bergerak naik turun sejak pembukaan Senin lalu, dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Sentimen tersebut antara lain perlambatan ekonomi Cina dan harga minyak.
"Saya rasa semua sentimen eksternal. Domestik malah nggak. Selebihnya data-data kita bagus, GDP ekspektasinya lebih baik di kuartal empat, inflasi ekspektasinya masih oke, current account deficit (CAD) masih bagus. Faktornya paling cuma masalah nonekonomi, itu juga kecil," kata di Gedung Plaza Mandiri, Kamis (21/1).
Andry menjelaskan, faktor eksternal itu terjadi karena mata uang dolar AS tidak hanya menguat terhadap rupiah, tetapi ke mata uang kawasan. Sehingga, kondisi ini pun tidak hanya dialami oleh rupiah. Mata uang negara tetangga juga mengalami pelemahan terhadap mata uang dolar AS.
"Itu story-nya harus kita dilihat juga dengan teman-teman kita (negara tetangga). Kalau semua melemah ya wajar kita melemah. Dan sekarang memang masih volatile. Ini udah kita ekspektasikan," ujarnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan Kamis (21/1), menguat 50 poin atau 0,36 persen ke Rp 13.914 per dolar AS. Rupiah kemudian lanjut bergerak ke Rp 13.918, menguat 0,33 persen atau 46 poin.
Sedangkan, kemarin rupiah ditutup melemah 112 poin atau 0,81 persen ke Rp 13.964 per dolar AS.