Senin 25 Jan 2016 08:09 WIB

Risiko Pasar Global Menurun, IHSG Berpeluang Menguat

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pada perdagangan awal pekan terakhir di Januari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bepeluang melanjutkan penguatannya. Ini menyusul redahnya risiko pasar global dan kawasan. 

Analis First Asia Capital (FAC), David Sutyanto menjelaskan, rebound harga minyak akan berdampak positif bagi pergerakan saham-saham sektoral berbasiskan komoditas yang sudah tertekan dalam harganya. "IHSG diperkirakan bergerak di teritori positif di kisaran 4.430 hingga 4.500," kata dia, Senin (25/1).            

IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu berhasil tutup di teritori positif, menguat 42,618 poin atau 0,96 persen di 4.456,744. Redahnya risiko pasar kawasan dan global turut berimbas pada perdagangan akhir pekan lalu. 

David menuturkan, sebelumnya pasar juga merespon positif pernyataan Presiden ECB Mario Draghi. Ia menjanjikan langkah stimulus lanjutan pada pertemuan ECB Maret mendatang. 

Namun dilihat sepekan terakhir, IHSG masih terkoreksi 1,5 persen. Ini menandai koreksi selama tiga pekan berturut-turut di Januari ini. "Minat bertransaksi cenderung menurun, tercermin dari rata-rata harian volume transaksi di Pasar Reguler pekan lalu hanya mencapai 2,45 miliar saham dibandingkan pekan sebelumnya 2,60 miliar saham," lanjut David.

Menurutnya, tekanan jual terutama dipicu masih derasnya arus dana asing yang keluar dari pasar. Hal itu seiring meningkatnya risiko pasar global dan kawasan.

Tekanan jual tercermin dari penjualan bersih asing sepekan kemarin mencapai Rp 1,41 triliun. Sejak awal tahun nilai penjualan bersih asing mencapai Rp 3,9 triliun. 

Sentimen negatif, David menjelaskan, yang menekan pasar sepekan kemarin terutama dipicu faktor eksternal terkait dengan meningkatnya kekhawatiran pemburukan ekonomi Cina dan anjloknya harga minyak mentah. "Tetapi akhir pekan lalu pasar global dan kawasan berhasil rebound seiring rebound harga minyak mentah dan harapan stimulus lanjutan di kawasan Euro dan Asia," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement