EKBIS.CO, LONDON -- Terjunnya harga minyak menyebabkan banyak perusahaan minyak dan gas gulung tikar. Sekitar 28 perusahaan yang bergerak pada sektor minyak dan gas tercatat mengalami kebangkrutan.
Berdasarkan penelitian perusahaan akuntansi, Moore Stephen, jumlah tersebut naik 18 persen dibandingkan 2014. Angka tersebut hampir tak terelakkan sebagai akibat dari penurunan harga minyak dan pembatalan berbagai proyek di belahan dunia Diperkirakan, proyek senilai total 200 miliar dolar AS dibatalkan tahun lalu.
Moore Stephens mengatakan, kenaikan jumlah kebangkrutan perusahaan minyak dan gas saat ini sangat kontras dibanding pada 2010. Kala itu, hanya empat perusahaan bangkrut dalam 12 bulan hingga akhir September.
Perusahaan jasa minyak dan gas memperluas bisnis mereka selama dekade terakhir yang didasarkan pada harga minyak yang jauh di atas sekarang.
Kepala Restrukturisasi dan Angka Kepailitan More Stephens, Jeremy Willmont, seperti dilansir BBC News, mengatakan, kebangkrutan yang disebabkan jatuhnya harga minyak terkait dengan kesulitan keuangan perusahaan.
Perusahaan layanan minyak dan gas raksasa, Schlumberger, telah memangkas 10 ribu tenaga pekerja dalam tiga bulan terakhir di tengah terjunnya harga minyak. Konsultan industri Norwegian DNV GL menyurvei 921 pemain industri senior.
Hasilnya menunjukkan mayoritas percaya industri akan mengulangi kesalahan sama dari kemerosotan sebelumnya. Sekitar 56 responden prihatin atas hilangnya pekerjaan para karyawan.
Sebanyak tiga per empat dari mereka yang disurvei mengatakan tengah mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi harga minyak rendah dalam jangka waktu berkelanjutan.