EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelemahan perekonomian Indonesia di tahun 2015 membuat sejumlah sektor mengalami penurunan pendapatan. Salah satu yang terkena imbasnya adalah sektor properti. Properti dianggap berjalan stagnan karena minimnya minat masyarakat dalam membeli maupun berinvestasi di sektor ini.
Namun memasuki tahun 2016, perekonomian Indonesia diprediksi akan bangkit. Sektor properti pun disebut bakal kembali bergairah seiring perbaikan perekonomian Indonesia.
Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, sejauh ini kebutuahan properti di Indonesia masih sangat bagus. Masyarakat masih banyak yang membutuhkan properti baik di kota besar maupun di kota-kota kecil lain.
Mochtar juga menggambarkan, dibanding negara tetangga seperti Malaysia, kebutuhan properti di Indonesia masih sangat tinggi. Selain itu harga yang relatif murah membuat masyarakat akan mampu menjangkaunya.
"Kita harus tahu untuk bisnis ini berjalan seperti circle, naik dan turun. Tapi pada peridoe tertentu ini terus naik. Di seluruh dunia pun sama seperti itu," ujar Mochtar di Hotel Aryaduta, Selasa (26/1).
Namun, lanjut Mochtar, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh industri properti adalah pemerintah dalam hal ini kantor pajak. Menurut Mochtar, kantor pajak sering kali mencurigai masyarakat yang akan membeli properti. "Setiap orang mau beli properti langsung ditanya, ini uang dari mana?. Ini yang bikin terkendala," kata Mochtar.
Di sisi lain, Mochtar menerangkan, perbaikan infrastruktur yang dilakukan pemerintaan Jokowi-JK menjadi poin yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan memudahkan infrastruktur maka akan ada efisiensi yang berdampak pada nilai suatu barang.
Mochtar mengambil contoh dalam perbaikan infrastruktur di kawasan indutri Karawang. Dia menerangkan, saat pemerintah cepat dalam melakukan pembangunan pelabuhan Cilamaya, maka dipastikan banyak komoditas penunjang yang diperlukan indutri di sekitar Karawang, cepat tersalurkan. Apalagi kinerja pelabuhan Tanjung Priok terkadang memperlambat alur barang membuat adanya cost berlebih.
"Nah komponen seperti ini adalah tugasnya pemerintah, karena kebiajkan tersebut berada di tangan pemerintah. Pemerintah harus memperbaiki komponen tersebut agar perekonomian terus meningkat," ungkap Mochtar.