EKBIS.CO, JAKARTA--Dengan puluhan juta anggota, dana-dana organisasi Islam sangat potensial membantu peningkatan pendanaan bank-bank syariah. Direktur Utama Bank Syariah Bukopin (BSB) Riyanto menjelaskan, BSB dengan Muhammadiyah punya kedekatan emosional dan historikal.
BSB berharap ada komitmen juga dari Muhammadiyah. BSB melakukan pendekatan sesuai sifat alami Muhammadiyah dimana lembaga amal usaha bersifat otonom. Sudah sekitar Rp 600 miliar dana Muhammadiyah yang dijaring BSB dari estimasi potensi Rp 13-20 triliun.
Untuk amal usaha bidang pendidikan, sudah lebih dari 10 Universitas Muhammadiyah dan 25 sekolah Muhammadiyah yang bekerja sama dengan BSB terutama untuk pembangunan sarana. Dua tahun belakangan, BSB juga menawarkan produk manajemen kas dan bank mini kepada mereka.
Bagi universitas, bank mini bisa jadi laboratorium perbankan dan edukasi meski sifat lembaganya bisa koperasi atau unit usaha milik universitas. Universitas juga mendapat manfaat berupa pendapatan jasa. Besar pendapatan jasa tergantung manajemen yang universitas lakukan.
Karena Amal Usaha Muhammadiyah berisi pengusaha, maka pendekatannya pun bisnis. Meskipun tujuan besar mempertemukan antara sumber pendanaan murah dari saudagar yang kelebihan likuiditas untuk pembiayaan saudagar yang kesulitan likuiditas belum tercapai karena penempatan dana masih banyak di deposito. ''Karena itu BSB harus terus berinovasi dan butuh pendekatan khusus kepada mereka,'' ungkap Riyanto dalam silaturahim dengan media belum lama ini.
Dari laman resmi PP Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan memiliki 4.623 TK/TPQ, 2.604 SD/MI, 1.772 SMP/MTs, 1.143 SMA/SMK/MA, 67 pondok pesantren, 172 perguruan tinggi Muhammadiyah, dan 457 fasilitas layanan kesehatan.
Untuk meningkatkan pendanaan murah dari tabungan, BSB juga menggelar tabungan berhadiah. Dari pengalaman di 2014, cara ini cukup mendongkrak DPK. Hadiah langsung memang masih jadi daya tarik nasabah saat buka rekening.