EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom yang merupakan rektor Universitas Paramadina Firmanzah menilai, kesenjangan ekonomi Indonesia saat ini disebabkan situasi ekonomi Indonesia yang sedang bertumbuh. Pada situasi tersebut, muncul keterampilan-keterampilan baru di sektor tenaga kerja tertentu.
Profesi baru tersebut memungkinkan munculnya reward market yang lebih tinggi. "Misalnya, saat ini banyak penyerapan tenaga kerja di perbankan yang gajinya lebih tinggi dibandingkan nelayan atau petani," kata dia, Ahad (14/2).
Data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebut tingkat kemiskinan meningkat dari periode September 2014 ke September 2015, yaitu dari 27,73 juta menjadi 28,51 juta orang. Data tersebut juga menyebut, gini rasio antara perkotaan dan perdesaan semakin meluas pada September 2015 menjadi 0,41 persen dari periode Maret 2015 sebesar 0,33 persen.
Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah. Pada Maret 2015, penambahan orang miskin sebanyak 28,59 juta orang atau menjadi 11,22 persen dari jumlah penduduk seluruh Indonesia.
(Baca: Penyebab Penduduk Miskin Indonesia Terus Bertambah)
Di sisi lain, BPS juga melansir pendapatan per kapita masyarakat Indonesia naik dari Rp 41,9 juta per tahun per kapita pada 2014 menjadi Rp 45,18 juta per tahun per kapita pada 2015. Pendapatan per kapita pada 2015 tersebut juga meningkat bila dibandingkan 2013 yang sebesar Rp 38,37 juta per tahun per kapita.