EKBIS.CO, JAKARTA – Di 2015, laba bersih Bank Mandiri tercatat tumbuh 2,3 persen menjadi Rp 20,3 triliun jika dibandingkan akhir 2014 sebesar Rp 19,9 triliun. Sementara aset meningkat sebesar 6,4 persen menjadi Rp 910,1 triliun dari Rp 855,0 triliun pada Desember 2014.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, peningkatan aset tersebut tidak naik sebesar tahun sebelumnya.
"Karena mengurangi deposito, sebagian besar laba dimasukkan dalam pencadangan untuk persiapan jika terjadi penurunan kualitas aset, seperti kredit macet. Masuk komposisi dana murah naik 60 persen. Supaya margin lebih baik, untung lebih baik, makanya kami gunakan untuk cadangan," kata Budi di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (23/2).
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara tahunan naik sebesar 12,4 persen pada akhir 2015 menjadi Rp 595,5 triliun, dari Rp 530 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan rasio NPL net terjaga di level 0,90 persen. Pertumbuhan penyaluran kredit itu mendorong peningkatan aset sebesar 6,4 persen menjadi Rp 910,1 triliun dari Rp 855,0 triliun pada Desember 2014.
"Laju kenaikan laba bersih juga ditopang oleh pertumbuhan operating income yang meningkat Rp 10,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 18,0 persen menjadi Rp 67,1 triliun," ujarnya.
Selain itu, kenaikan pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar 16,0 persen menjadi Rp 48,5 triliun, serta pertumbuhan fee based income 23,7 persen menjadi Rp 18,6 triliun.
Sebagai implementasi fungsi intermediasi dalam mendukung perekonomian nasional, kata Budi, Bank Mandiri juga terus memacu pembiayaan ke sektor produktif. Hasilnya, pada akhir 2015, kredit ke sektor produktif tumbuh 13,0 persen mencapai Rp 463,8 triliun, dimana kredit investasi tumbuh 14,2 persen dan kredit modal kerja tumbuh 12,3 persen.
"Sektor terkait infrastruktur yaitu konstruksi mencatat akselerasi pertumbuhan sebesar 4,2 persen, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 21,7 persen," ujarnya.
Dilihat dari segmentasi, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis, dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro yang mencapai 22,9 persen menjadi Rp 42,5 triliun pada Desember 2015. Jumlah nasabah kredit mikro juga meningkat sebanyak 1.108.992 nasabah. Sementara itu, kredit yang tersalurkan untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencatat pertumbuhan sebesar 3,2 persen menjadi Rp 75,8 triliun.
Untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga akhir 2015, jumlah nasabah KUR Bank Mandiri tercatat sebanyak lebih dari 466 ribu nasabah dengan limit sebesar Rp 21,7 triliun. Adapun penyaluran KUR pada sepanjang tahun lalu mencapai Rp 3,5 triliun dan dikucurkan kepada 70.318 debitur.
“Pencapaian ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mengakselerasi perekonomian nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Budi.
Kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri juga terus tumbuh yang ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 676,4 triliun pada akhir 2015 dari Rp 636,4 triliun pada tahun sebelumnya. Dari pencapaian tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) yang berhasil dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp 443,9 triliun, yang terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 19,3 triliun menjadi Rp 271,7 triliun.