Kamis 25 Feb 2016 16:45 WIB

Sembilan Wilayah Indonesia Terimbas Gelombang PHK

Rep: C36/ Red: Ilham
Sebaran wilayah terdampak PHK (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Sebaran wilayah terdampak PHK (ilustrasi)

EKBIS.CO, Awal 2016, JAKARTA -- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mencatat sebanyak 1.565 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Januari hingga Februari 2016. Gelombang PHK terjadi di sembilan wilayah Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun Republika.co.id dari Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI dan Jamsos) Kemenakertrans, gelombang PHK terjadi di tujuh sektor industri. Sembilan wilayah Indonesia yang terimbas gelombang PHK adalah DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Tengah, Kota Bandung, Kota Padang, dan Kota Pekanbaru.

Dirjen PHI dan Jamsos, Haiyani Rumondang mengatakan, ada 1.414 pekerja yang mengalami PHK sepanjang Januari. "Pada Februari, jumlah pekerja ter-PHK menurun menjadi 151 orang. Sektor yang terdampak PHK antara lain perdangangan, investasi dan jasa, keuangan, pertambangan, pertanian," kata Haiyani kepada awak media di Jakarta, Kamis (25/2).

Sektor lain yang juga menyumbang angka PHK adalah infrastruktur, transportasi, pendidikan, aneka industri dan kimia. Meski sudah mencapai ribuan, Kemenakertrans belum bisa memprediksi kenaikan jumlah PHK pada 2016.

Menurut Haiyani, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015, ada penurunan jumlah pekerja yang terkena PHK. Sepanjang Januari-Februari 2015, Kemenakertrans mencatat ada 1.700 kasus PHK di sembilan wilayah.

"Kami belum bisa memprediksi bagaimana tren PHK hingga akhir tahun. Dilihat dari iklim ekonomi maupun kondisi umum industri pun kami tidak bisa memberikan perkiraan," kata Haiyani.

Pada 2015, Kemenakertrans mencatat jumlah total pekerja yang terkena PHK sebanyak 48.843 pekerja. Jumlah ini menurun dibandingkan angka PHK pada 2016 yang mencapai sekitar 77 ribu pekerja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement