Selasa 01 Mar 2016 08:56 WIB

Harga Minyak Dunia Naik Sambut Kebijakan Bank Sentral Cina

Red: Nur Aini
Harga Minyak Naik (Ilustrasi)
Foto: Mentalfluss Blogspot
Harga Minyak Naik (Ilustrasi)

EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak dunia melonjak lebih tinggi pada Senin (29/2), setelah Cina meningkatkan upaya-upaya untuk mengatasi pelambatan ekonomi dan Arab Saudi menyambut aksi kerja sama untuk menstabilkan pasar.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 97 sen (3,0 persen) menjadi berakhir di 33,75 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April menetap di 35,97 dolar AS per barel, naik 87 sen (2,5 persen) dari tingkat penutupan Jumat.

Minyak berbalik naik atau rebound dari kerugian pada Jumat, karena pasar terangkat oleh pemangkasan persyaratan cadangan untuk bank oleh bank sentral Cina, membebaskan dana tambahan untuk pinjaman di konsumen energi terbesar dunia itu. "Pemerintah Tiongkok mengambil tindakan untuk lebih menstimulus ekonomi dan kita semua tahu jika ekonomi Tiongkok dirangsang permintaan minyak akan terangsang juga," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

Sementara itu untuk kelima kalinya bank sentral Cina, People's Bank of China (PBoC), menurunkan rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk mendukung perekonomian. Langkah yang pertama dari jenisnya tahun ini, bertujuan untuk memastikan kecukupan likuiditas dalam sistem keuangan, memandu pertumbuhan kredit yang stabil dan tepat dalam serta menciptakan lingkungan keuangan yang menguntungkan bagi reformasi struktural sisi penawaran. (Baca juga: Bank Sentral Cina Tambah Suntikan Dana ke Pasar)

Analis CMC Markets Jasper Lawler menunjuk bahwa ekspansi kredit di Cina telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. "Ekspansi kredit bukanlah solusi jangka panjang untuk pelambatan pertumbuhan Tiongkok, tapi kemungkinan akan mendukung pertumbuhan tahun ini dan menghapus beberapa kekhawatiran itu telah mendorong harga minyak lebih rendah," katanya.

Arab Saudi, produsen minyak terbesar dalam 13 negara OPEC, menjadi fokus setelah menyatakan keterbukaannya untuk solusi terkoordinasi bagi volatilitas pasar, sementara bersikeras tidak akan memangkas produksi meskipun pasokan global berlimpah. Arab Saudi mengatakan berusaha untuk mencapai stabilitas di pasar minyak dan akan selalu tetap berhubungan dengan semua produsen utama dalam upaya membatasi volatilitas dan menyambut setiap tindakan kooperatif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement