EKBIS.CO, JAKARTA –- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardoyo mengatakan, meski terjadi defisit neraca perdagangan, dana asing mulai banyak yang masuk ke Indonesia. Hal ini menyusul adanya pergerakan dolar AS yang mulai melemah terhadap rupiah.
“Dana asing tersebut masuk melalui berbagai instrumen pendanaan, ada dari pinjaman korporasi, surat berharga negara, investasi saham, dan juga foreign direct investment (FDI),” ujar Agus di Jakarta, Rabu (2/3).
Menurut Agus, FDI banyak masuk seiring dengan peningkatan minat investasi di Indonesia. Banyak investor dari berbagai negara merealisasikan investasinya di Indonesia karena berbagai insentif kemudahan investasi yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kemudahan investasi tersebut mulai dari layanan izin investasi 3 jam dan kemudahan izin langsung konstruksi. Selain itu, Agus mengakui bahwa saat ini kondisi ekonomi sedag tidak baik dan investor bingung untuk menempatkan dananya.
“Di Jepang dan Eropa sedang ada negative interest, investor tentu tidak mau menaruh uang di negara yang bunganya negatif. Selain itu, Cina juga masih penurunan dan Amerika juga tidak ada kepastian sehingga Indonesia justru menjadi pilihan yang kuat,” kata Agus.
Menurut Agus, investor asing saat ini semakin percaya dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Apalagi, mulai awal tahun pemerintah pusat maupun daerah sudah melakukan belanja negara. Hal ini menjadi sinyal positif bagi investor bahwa, pemerintah Indonesia serius melakukan pembangunan sehingga ada kepastian usaha dan investasi.