EKBIS.CO, JAKARTA -- Kredit PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) pada 2015 secara keseluruhan turun 7 persen menjadi Rp 129,4 triliun dari Rp 139,1 triliun pada tahun sebelumnya. Namun, kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh 5 persen menjadi Rp 22,4 triliun dari Rp 21,3 triliun.
Direktur Utama Danamon, Sng Seow Wah menjelaskan, selain kredit UKM, kredit syariah yang meliputi kredit untuk segmen UKM dan komersial, tumbuh 27 persen menjadi Rp 2,9 triliun dari Rp 2,3 triliun. Sementara kredit pada segmen perbankan korporasi dan komersial tercatat masing-masing sebesar Rp 17,7 triliun dan Rp 16 triliun.
Kredit usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) Rp 14,6 triliun atau turun 23 persen dari Rp 19,0 triliun pada 2014. "Karena itu, kredit Danamon secara keseluruhan turun tujuh persen menjadi Rp 129,4 triliun di tahun 2015 dari Rp 139,1 triliun pada tahun sebelumnya," katanya, Kamis (3/3). (Baca: Danamon Bukukan Laba Bersih Rp 2,4 Triliun)
Salah satu anak usaha Danamon di bidang pembiayaan bermotor, Adira Finance mencatat, penjualan nasional untuk kendaraan roda dua dan roda empat pada 2015 turun masing-masing sebesar 18 persen dan 16 persen. Hal ini berdampak pada turunnya pembiayaan Adira Finance sebesar 9 persen.
Adira Finance sampai akhir tahun 2015 mencatatkan kredit untuk pembiayaan kendaraan dan barang konsumen sebesar Rp 46,6 triliun. "Rasio kredit bermasalah (gross non performing loans/NPL) berada pada level 3 persen. Angka ini masih di bawah batas maksimum regulator yaitu lima persen," ujar Vera, Chief Financial Officer dan Direktur Danamon.
Vera menambahkan, Danamon senantiasa berupaya meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang ketat serta proses collection dan recovery kredit yang disiplin.
Adapun rasio kredit terhadap total pendanaan (loan to funding ratio/LFR) berada pada posisi 87,5 persen. LFR Danamon masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 94 persen.
Sementara itu, rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasi berada pada posisi 19,7 persen, sementara CAR standalone berada pada 20,8 persen.