EKBIS.CO, BANDUNG -- Dua sahabat asal Bandung, Ratih Rianti dan Sopi Sopiah merintis bisnis cemilan khas Bandung, seblak. Lewat seblak SR, mereka mampu meraup omzet jutaan rupiah per bulan dari modal Rp 200 ribu.
Mereka menyuguhkan seblak dengan sajian berbeda, yakni dalam bentuk seblak kering. Perputaran modal terus berkembang dari produksi awal yang tadinya hanya 30 bungkus, menjadi 50 bungkus, kemudian hingga 100 bungkus per pekan. Jika pesanan tengah ramai, produksi bahkan bisa mencapai 500 bungkus. Hingga kini, omzet yang diraup rata-rata per pekan, yakni Rp 800 ribu. (Baca juga: Jualan Seblak, Dua Sahabat Raup Jutaan Rupiah dari Modal Rp 200 Ribu)
Sopi mengatakan, tak ada rahasia sukses muluk-muluk dalam menjalankan bisnis seblak. Sebab, semua orang pun sudah tahu, kesuksesan diraih dengan tidak berhenti berdoa, belajar, dan berusaha.
Ia telah terbiasa berdagang sejak duduk di bangku madrasah. Didorong oleh keinginan memeroleh uang jajan sendiri tanpa bergantung orang tua, semangat bisnis pun terus tersulut hingga kini.
Keberjalanan bisnis yang mereka rintis bukannya tanpa kendala. "Bisnis itu 100 persen bermasalah, tapi itulah seninya, bagaimana kita memecahkan masalah menjadi berkah," kata Sopi. Untungnya mereka tidak pernah merugi besar karena produksi disesuaikan dengan pesanan.
Ditanya soal kendala bisnis, yang paling kentara adalah masalah koordinasi dan pembagian tugas. Tapi, hal tersebut dapat teratasi dengan komunikasi kepala dingin.
Terutama Sopi, ia ingin lebih cerdas membagi waktu antara mengurus rumah tangga dan bisnis di bidang produksi. Sementara, Ratih bertugas mengembangkan promosi dan bisnis agar memberi pelayanan terbaik kepada konsumen atau pemesan.
Ke depan, mereka ingin terus memperbaiki kualitas produk dari segi branding dan kemasan. Mereka juga tengah memproses pendaftaran makanan sehat dan halal di dinas kesehatan. Tujuannya agar produk mereka lebih berdaya saing dengan kualitas yang tegas.
Profil Usaha:
Nama: Seblak SR Khas Sunda
Sejak 11 Agustus 2015
Owner Sopi Sopiah, Ratih Rianti