EKBIS.CO, JAKARTA -- Dari delapan seri sukuk negara ritel seri SR yang diterbitkan pemerintah sejak 2009, SR-008 paling diminati investor sebanyak 48.444 orang. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dan Pengelolaan Risiko Robert Pakpahan menguraikan, jumlah investor SR-008 merupakan yang terbesar dari semua seri SR.
Investor SR-006 sempat menyentuh 34.692 orang dan turun menjadi 29.706 investor pada terbitan SR-007. Angka sendiri di atas rata-rata jumlah investor sekitar 16 ribu orang SR dari SR-001 hingga SR-005.
Dari sisi profesi, mayoritas investor SR-008 adalah pegawai swasta 26,70 persen, wiraswasta 25,73 persen, lainnya 12,38 persen dan ibu rumah tangga 11,23 persen. Aneka profesi sisanya berkisar di bawah 10 persen.
Sementara dari sebaran usia, 36,03 persen investor SR-008 berusia di atas 55 tahun, usia 41-55 tahun 35,79 persen, usia 25-40 26,07 persen dan hanya 2,11 persen investor berusia kurang dari 25 tahun.
Berdasarkan wilayah, 55,42 persen investor berasal dari wilayah Barat selain DKI Jakarta, DKI Jakarta 34,18 persen, wilayah Tengah 8,76 persen dan Timur 1,64 persen.
"Wilayah Tengah seperti Kalimantan, pertumbuhan ekonominis sedang kurang bagus. Kalau itu pulih, semoga penyerapan sukuk di sana ikut pulih," kata Robert dalam konferensi pers hasil penjualan SR-008 di Kantor DJPPR, Senin (7/3).
Penjatahan untuk wilayah Tengah dan Timur pada 2016 ini sudah meningkat 13 persen dari tahun lalu. Apalagi dalam tiap peluncuran SR selalu ada roadshow.
Hingga 4 Maret 2016, dari target netto penerbitan surat utang Rp 327,44 triliun realisasi sudah mencapai 23,4 persen. Sementara dari target bruto penerbitan surat utang sebesar Rp 542 triliun sudah terrealisasi 29,4 persen.
Sementara itu, per 7 Maret 2016, dari target terbitan surat berharga syariah negara (SBSN) sebesar Rp 130 triliun realisasinya sudah 16 persen, di luar pengumpulan hasil SR-008. Di domestik, lelang SBSN masih menyisakan 19 kali lelang. Untuk pasar global, masih ada sukuk negara Indonesia (SNI) yang akan belum terbit.