EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (persero) melalaui integrated supply chain (ISC) telah mengurangi porsi pembelian minyak secara jangka waktu dekat (spot), terutama untuk produk Premium yang seluruhnya melalui kontrak jangka panjang (term).
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan, untuk produk Solar dan elpiji masing-masing 96 persen kontrak term dan Avtur 86 persen. Adapun, untuk minyak mentah volume pengadaan melalui kontrak term meningkat menjadi 70 persen dari sebelumnya 60 persen.
"Pada intinya, apapun upaya yang bisa dilakukan dan sesuai dengan kaidah-kaidah dan best practices yang ada akan kami lakukan untuk mencapai efisiensi berapa sen dolar pun yang bisa diperoleh,” ungkap Wianda saat berdiskusi dengan media di kantornya, Jumat (12/3).
Ia melanjutkan, transformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik. Pertamina, menurut Wianda, mengundang daftar mitra usaha terseleksi (DMUT) untuk terlibat dalam pengadaan minyak mentah dan produk BBM. Penetapan DMUT juga cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti detail bisnis perusahaan, detail laporan keuangan, detail bank, dan lain-lain.
Selain itu, ia juga menyebutkan pada 2016 ini permintaan gasoline diperkirakan mencapai 164,6 juta barel adapun gasoil sebesar 171,1 juta barel dalam setahun. Adapun, permintaan elpiji diperkirakan bisa mencapai 7,45 juta Metrik Ton (MT).
Wianda mengungkapkan, penataan sistem ISC telah dilakukan dan terbukti tahun lalu sukses menciptakan efisiensi bagi Pertamina sebesar 208,1 juta dolar AS atau jauh melampaui target sebesar 91,7 juta dolar AS dari proses pengadaan crude dan produk.
Sepanjang 2015 nilai minyak mentah dan produk minyak yang dikelola oleh ISC mencapai 27,41 miliar dolar AS, di mana 14,85 miliar dolar AS merupakan minyak mentah dan 12,56 miliar dolar AS berupa produk. Pada tahun lalu, ISC melakukan transformasi pada fase 1.0 melalui lima program strategis, yaitu memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina, pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan, penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT).