EKBIS.CO, JAKARTA -- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta industri kreatif di Tanah Air diberikan insentif fiskal agar sektor tersebut bisa menjadi alternatif tumpuan di tengah anjloknya harga minyak global.
"Mereka (pelaku industri kreatif) sangat membutuhkan skema permodalan yang lebih mudah. Namun, mereka yang baru memulai usaha sering terkendala permodalan," kata Ketua Hipmi Tax Center Ajib Hamdani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/3).
Ia mencontohkan, Provinsi Kalimantan Utara kaya tanaman rotan, namun masyarakat pada umumnya hanya mengambil rotan dan dijual tanpa diolah menjadi barang yang bernilai tinggi karena terkendala modal.
"Padahal jika diolah, semisal menjadi produk mebel, maka nilainya dapat berlipat ganda," katanya.
Selain itu, kata Ajib, saat ini pelaku industri kreatif juga masih dilanda berbagai kesulitan, termasuk perpajakan, sehingga membutuhkan keberpihakan pemerintah.
"Mereka juga dikenakan pajak PPn, terus ditambah lagi PPh badan. Ini tentu memberatkan dan perlakuannya harus dibedakan," katanya.