EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, penggunaan digital banking berpotensi untuk menurunkan suku bunga dengan adanya efisiensi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon menjelaskan, digital banking berkaitan dengan efisiensi karena adanya kecepatan pelayanan. "Kalau kecepatan bisa didukung dengan digital banking tentu volume bisa meningkat dengan baik sementara fix cost-nya tetap. Secara unit pasti akan lebih rendah. Efiensi jadinya," jelas Nelson Tampubolon di Menara Radius Prawiro, Gedung A Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (17/3).
Nelson menjelaskan, OJK telah membentuk Tim Taskforce Digital Banking untuk melakukan kajian terhadap digital banking dan pada waktunya akan menyampaikan rekomendasi mengenai guideline tentang penerapan digital banking oleh perbankan Indonesia.
"Mereka (Tim Taskforce Digital) sedang bekerja. Artinya kita serius merespons yang terjadi sekarang baik global maupun domestik. Kita nggak bisa menghindar lagi dari perkembangan teknologi," tuturnya.
Menurutnya, telekomunikasi berperan besar dalam proses digital banking. Sebab, telekomunikasi termasuk pemain utama karena merupakan penyedia sarana berbagai perangkat yang diperlukan dalam digital banking.
"Jadi tentunya ini harus dirumuskan bersama apa peran telekomunikasi, apa peran bank, apa peran OJK, bagaimana komunikasi akan kita lakukan mengenai masalah charging dan lainnya, itu akan kita rumuskan bersama,"jelasnya.
Adanya digital banking akan membuka kemungkinan adanya perubahan aturan. Karena sebelumnya proses konvensional, sehingga proses dokumen jadi lebih minimal dengan digital banking. Bahkan, digital banking juga menjadi persyaratan saat OJK mengembangkan branchless banking. Hal yang terpenting, kata Nelson, dapat berkomunikasi dengan baik.