EKBIS.CO, JAKARTA -- Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan, likuiditas perekonomian uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2016 tumbuh 7,2 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,7 persen (yoy). Perlambatan uang beredar dipengaruhi terutama oleh turunnya pertumbuhan kredit.
Berdasarkan komponennya, perlambatan M2 bersumber dari komponen M1 dan Uang Kuasi (simpanan berjangka dan tabungan, baik rupiah maupun valas, serta giro valas) yang masing-masing tumbuh 11,6 persen (yoy) dan 5,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan 14,0 persen (yoy) dan 6,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Perlambatan M2 terutama dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan kredit. Posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Februari 2016 tercatat sebesar Rp 3.996,6 triliun atau tumbuh 8,0 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,3 persen (yoy). Perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
KMK tercatat sebesar Rp 1.825,9 triliun atau tumbuh 4,9 persen yoy lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 6,9 persen yoy. Sedangkan KI yang disalurkan perbankan pada Februari 2016 juga mengalami perlambatan dari 13,8 persen menjadi 12,7 persen yoy.
Dalam rilis BI juga disebutkan, suku bunga kredit mengalami penurunan, sementara pergerakan suku bunga simpanan bervariasi. Pada Februari 2016, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,79 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12,83 persen. Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka 1, 6, dan 12 bulan tercatat masing–masing sebesar 7,32 persen, 8,43 persen, dan 8,40 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,51 persen, 8,50 persen, dan 8,43 persen.
Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka 3 dan 24 bulan masing – masing tercatat sebesar 7,97 persen dan 9,10 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,90 persen dan 9,06 persen.