EKBIS.CO, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menunggu kepastian penawaran saham perdana ke publik (IPO) sejumlah bank pembangunan daerah (BPD). Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menyatakan, BPD Sumsel Belitung sudah menyatakan minatnya. Selain itu, BPD DKI berencana melakukan IPO tetapi belum ada pembicaraan lanjutan.
''Kami belum tahu keputusan akhirnya seperti apa,'' kata Samsul di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (1/4).
Ia mengatakan pelaku sektor perbankan tahun ini justru lebih memilih menerbitkan obligasi untuk perluasan kredit. Hal ini karena ketatnya likuiditas sehingga dana pihak ke tiga akhirnya dicari dari pasar modal.
Berbeda dengan bank umum, Samsul menilai ekspansi BPD tidak begitu besar sehingga kebutuhan dana pun tidak terlalu besar. IPO pun bisa jadi bukan semata karena kebutuhan finansial, tapi kebutuhan lain seperti tata kelola dan pengawasan. Untuk obligasi perbankan, Samsul menyebut BPD Sulselbar dan BPD DKI Jakarta berencana menerbitkan obligasi tahun ini.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, sudah banyak perusahaan yang menyatakan berminat IPO, termasuk BPD DKI dan BPD Sumsel Belitung. ''IPO BPD DKI kan sudah disebut langsung oleh Gubernur DKI. Nanti kami akan publikasikan informasi menyeluruhnya,'' kata Tito.
Tito menilai lamanya perusahaan melakukan IPO karena ada proses terkait proyeksi, administrasi, ketidakcocokan harga, dan lainnya. Ia menyebut proses IPO memakan waktu antara tiga bulan sampai 3,5 tahun. ''Tidak ada yang salah. IPO Garuda Indonesia saja butuh 4,5 tahun,'' kata Tito.
Di antara bank-bank yang minat IPO, Tito mengatakan belum ada bank syariah yang menyatakan akan IPO. Sebelumnya, Tito menyebutkan sudah ada 40 perusahaan yang menyatakan minat untuk melepaskan saham perdana mereka ke publik (IPO), termasuk BUMD perbankan.