EKBIS.CO, BREBES – Guna meningkatkan kapasitas debitur dalam pengembangan usaha dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri membantu proses sertifikasi lahan agunan milik 12 debitur usaha mikro di Jawa Tengah. Ditargetkan dalam dua tahun ke depan, sertifikasi lahan agunan tersebut akan dapat diberikan pada sekitar 40 persen dari 80 ribu nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya telah membantu proses sertifikasi lahan sebanyak 12 debitur usaha mikro dari total potensi 321 debitur di Kabupaten Brebes. Adapun lahan yang disertifikasi merupakan tanah pertanian dan perkebunan. Nantinya ini akan direplikasi di daerah lainnya.
"Yang 12 itu baru contoh. Nanti kan ada kerja sama antara kanwil kita dengan kanwil BPN (Badan Pertanahan Nasional) kan. Nanti begitu kerja sama itu jalan skalanya bisa besar. Setiap provinsi ada MoU khusus antara kepala kanwil kita dengan BPN. Sehingga bukan nanti bisa direplikasi lebih cepat lagi," ujar Kartika di Brebes, Senin (12/4).
Ia menjelaskan, sertifikasi yang baru diberikan kepada belasan debitur di Jawa Tengah itu ditargetkan akan rampung pada bulan ini. Total penyaluran KUR Bank Mandiri pada periode Januari–Maret 2016 telah mencapai Rp 3,659 triliun kepada 78.678 debitur baru atau sekitar 28 persen dari target penyaluran tahun ini yang sebesar Rp 13 triliun. Dari jumlah tersebut, pihaknya menargetkan untuk merampungkan sekitar 40 persen sertifikasi lahan debitur dalam kurun waktu 2 tahun ke depan.
"Targetnya bulan ini Jateng. Kita replikasi kan, penyaluran KUR kan 3,7 triliun dengan nasabah hampir 80 ribu, ya kita bertahap akan kita coba. Bertahap provinsi kabupaten dan kota. Paling nggak sekitar dua tahun 30-40 persen lah kita bisa masukkan dari 80 ribu debitur," ujarnya.
Setelah Jawa Tengah, pihaknya berencana untuk mereplikasi hal ini di provinsi lain di Pulau Jawa. Sebab, selain penyaluran KUR yang terkonsentrasi di Pulau Jawa, pihaknya juga menilai jika di luar pulau Jawa, pemetaan tanah lebih sulit dilakukan.
"Untuk pemetaan tanahnya. Kalau di Pulau Jawa pemetaan tanahnya lebih siap. Kalau daerah-daerah lain di luar Jawa sama BPN-nya kerjanya mesti lebih keras," ujarnya.