EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Divisi Bisnis Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM, Atajudin Nur mengatakan, terdapat tantangan memperkenalkan produk lokal ke luar negeri. Sebab kebanyakan produk UKM masih dibuat secara manual, dan konsepnya sederhana.
"Untuk pasar dalam negeri masih bisa bersaing. Namun kalau untuk pasar di luar negeri persaingannya sangat ketat makanya perlu mendapat bantuan dalam sisi produksi, bimbingan teknis, akses pasar," katanya, Ahad, (16/4).
Indonesia di negara-negara Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kata dia, pasarnya memang terbesar. "Namun kalau dari sisi daya saing masih kalah dengan Malaysia, sedangkan kalau dari Thailand beda tipis," kata dia.
Padahal, lanjut Atajudin, dulu Thailand belajar mengenai UKM dan produk UKM seperti kerajinan ke Indonesia. Namun sekarang Thailand hanya beda tipis dengan Indonesia kemajuannya.
"Hal yang dipelajari Thailand dari Indonesia antara lain karakter produk Indonesia. Juga produk-produk yang diminati di Indonesia," ujarnya.
Supaya Indonesia tak tertinggal, kata dia, Indonesia perlu meningkatkan kualitas produknya. Selain itu UKM yang belum punya Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) harus segera membuatnya.
"Ini perlu dilakukan agar kerajinan kita tidak diklaim milik negara lain. Kerajinan perak di Bali pernah diklaim kerajinan negara lain," ujar Atajudin.