EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara menegaskan, pemerintah akan terus berupaya menurunkan tingkat ketimpangan ekonomi antarpenduduk. Kebijakan-kebijakan fiskal yang terbukti mampu menurunkan rasio gini, bakal dipertahankan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (18/4) mengumumkan, rasio gini per September 2015 turun menjadi 0,40 dari sebelumnya 0,41 pada periode Maret 2015. Rasio gini merupakan indikator dalam mengukur ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat dengan skala 0 hingga 1, yang berarti semakin tinggi nilai rasio gini maka makin tinggi ketimpangan yang terjadi di masyarakat.
"Penurunan rasio gini ini kami yakini sebagian karena mulai bergeraknya pembangunan infrastruktur, subsidi yang lebih tepat sasaran seperti Proram Keluarga Harapan, dan juga dana desa," kata Suahasil kepada Republika, Selasa (19/4).
Beberapa tahun belakangan ini, rasio gini cenderung meningkat karena lambatnya peningkatan pendapatan masyarakat lapisan bawah. Sementara masyarakat lapisan menengah ke atas, tumbuh lebih cepat tingkat pendapatannya.
Suahasil menegaskan, pemerintah akan terus mendorong belanja anggaran yang bisa mendongkrak pertumbuhan dan penurunan ketimpangan. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur. Sebab, pembangunan infrastruktur telah meningkatkan upah masyarakat ekonomi bawah seperti upah buruh bangunan.
"Selain itu juga tentu belanja subsidi yang mengarah kepada kelompok miskin dan tidak mampu, serta transfer ke daerah seperti dana desa akan terus dilakukan," ujar Suahasil.