EKBIS.CO, JAKARTA -- Pembinaan wirausaha di lembaga pemasyarakatan (lapas) dinilai dapat membantu mengatasi jumlah pengangguran. Menurut Menteri Perindustrian Saleh Husin, kesulitan ekonomi menjadi salah satu penyebab munculnya tindak kriminalitas di berbagai daerah.
"Kesenjangan sosial dapat menjadikan seseorang melanggar peraturan demi pemenuhan kebutuhan," ujar Saleh di Jakarta, Selasa (19/4).
Saleh menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2014 sebanyak 5,94 persen atau 7,2 juta jiwa. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk bersama-sama membangun perekonomian nasional salah satunya melalui pembinaan para penghuni lapas dalam berwirausaha.
Saleh menegaskan, perluasan lapangan kerja dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kesejahteraan untuk memperkecil kesenjangan sosial. Salah satu contoh nyata pemerintah untuk mengurangi pengangguran ini yakni adanya kerja sama antara Kementerian Perindustrian dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk membina lapas menjadi wirausaha. Kerja sama tersebut sudah berlangsung selama empat tahun dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi para penghuni lapas dalam berwirausaha.
"Ke depan akan kami undang pihak ketiga supaya kelompok usaha kecil tersebut bisa bersaing di tingkat global," kata Saleh.
Menurut Saleh, pembinaan wirausaha penghuni lapas ini dapat membantu kontribusi industri kecil dan menengah terhadap PDB Nasional yang saat ini mencapai 35 persen. Selain itu, pembinaan tersebut juga dapat menambah pertumbuhan industri kecil dan menengah yang sekarang jumlahnya mendominasi sebagai penopang perekonomian nasional.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan perekonomian nasional melalui penumbuhan wirausaha industri maupun meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah di Indonesia. Pengembangan tersebut mengacu pada potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki, agar industri dapat berkembang secara berkesinambungan.
Euis menambahkan, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri kecil dan menengah sebanyak 24.500 dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan berbagai upaya, antara lain menghasilkan tenaga penyuluh lapangan di berbagai daerah, dan bantuan mesin peralatan.