Kamis 21 Apr 2016 05:11 WIB

Mau Bisnis Properti Anda Tokcer, Coba Trik Ini

Red: Karta Raharja Ucu
Pengunjung melihat pameran Indonesia properti expo 2016 di Senayan, Jakarta, Rabu (17/2).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pengunjung melihat pameran Indonesia properti expo 2016 di Senayan, Jakarta, Rabu (17/2).

EKBIS.CO, TANGERAN -- Praktisi di bidang properti, Andreas Nawawi mengatakan menjual properti itu mudah yang penting harus memahami produk yang akan dipasarkan serta siapa sasaran yang akan dituju.

"Kita mengenal istilah 2M untuk sasaran yang akan kita tawarkan yakni 'mau' dan 'mampu'," kata Andreas di Serpong Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Rabu (30/4).

Ujung tombak penjualan di Paramount Land ini mengatakan menjual produk termasuk properti haruslah kepada orang-orang yang kita kenal, untuk itu sangatlah penting seorang marketing membina jaringan. "Saya dalam membina hubungan tidak memandang derajat pendidikan, pangkat, atau apapun. Semua saya gandeng untuk membangun jaringan," ujar Andreas.

Andreas mengatakan dalam membina jaringan harus memperhatikan terhadap kendala sekecil apapun, harus ditangani dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. "Harus juga diingat dalam proses menjual harus dilaksanakan dengan terbuka, tidak ada yang rahasia atau sesuatu yang disembunyikan," ujar dia.

Ia menyarankan, sebelum menawarkan produk properti, penjual terlebih dahulu menyiapkan daftar pembeli prospektif atau diistilahkan sebagai hit list. Mereka dipilih berdasarkan 2M tadi yakni Mau dan Mampu.

Sebelum melakukan penawaran, penjual harus yakin dulu pada pemahaman tentang produk, pasar, serta yang lebih penting pada konsumen yang akan kita tuju. Berikutnya dari daftar yang telah kita buat, mulai melakukan pendekatan secara benar dan terarah, kemudian dilanjutkan dengan membangun hubungan, memperkuat jaringan, serta mengembangkannya.

"Menjual itu sama dengan memindahkan keyakinan. Untuk itu sebelum menjual produk seorang marketing dituntut memiliki pemahaman terlebih dahulu terhadap produk yang akan dijual," ujar dia.

Andreas menyarankan bertindaklah sebagai seorang sahabat, menjadi pendengar yang baik, serta hasilnya harus win-win condition artinya penjual senang, pembeli puas. Dalam membina pembeli kita mengenal tahapan-tahapannya yang disebut AIDA yakni attention (perhatian), interest (ketertarikkan), desire (keinginan), dan action (aksi).

Penjual yang baik harus mampu memberikan motivasi serta memunculkan antusias bagi konsumen. Untuk itu perlunya mengenal siapa konsumennya, kemudian kuasai, berikan motivasi adanya masa depan yang cerah apabila membeli produk tersebut.

Penjual juga harus membagi jaringannya ke dalam dua kelompok yakni berpengaruh dan perhatian. "Kelompok berpengaruh ini sangat penting karena dipastikan akan membeli produk yang kita tawarkan, sedangkan untuk perhatian sewaktu-waktu mereka akan membutuhkan produk kita," jelas Andreas.

Andres mengutip pendapat Bill Gates yang menyebutkan, "Kalau bisa mengulang dari awal lagi maka yang akan dilakukan adalah membina jaringan". Kemudian juga pendapat Robert Kiyosaki yang menyebutkan, "Bagaimana membuat agar uang itu bisa datang kepada kita".

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement