EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (21/4) diperkirakan bergerak dengan support di 4860 dan resisten di 4910 berpeluang menguat terbatas.
Analis dari First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi. Saham pertambangan masih akan melanjutkan tren bullish seiring kenaikan di harga komoditasnya.
"Pasar juga akan digerakkan dengan antisipasi atas rilis kinerja 1Q16 sejumlah emiten sektoral menjelang akhir April yang bisa menjadi sinyal pertumbuhan kinerja tahun ini. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4860 dan resisten di 4910 berpeluang menguat terbatas," katanya.
Pada perdagangan saham kemarin didominasi aksi ambil untung jangka pendek. IHSG ditutup terkoreksi 5,334 poin (0,11 persen) di 4876,596 setelah sempat koreksi 24 poin.
"Koreksi IHSG terutama dipicu aksi ambil untung di saham sektor konsumsi, aneka industri, dan telekomunikasi. Sedangkan aksi beli selektif melanda saham perbankan, properti dan pertambangan batubara,"kata David, Kamis (21/4).
Koreksi IHSG kemarin juga terimbas sentimen negatif dari pasar saham Asia terutama dimotori bursa saham Cina. Indeks Shanghai Composite kemarin terkoreksi 2,3 persen setelah PBoC memberi sinyal akan mengurangi program pelonggaran likuiditasnya. Harga minyak yang kembali melemah setelah pekerja di Kuwait diberitakan akan mengakhiri pemogokannya, turut memicu aksi ambil untung di pasar saham kawasan Asia.
Sementara tadi malam bursa saham global melanjutkan tren penguatannya sepanjang pekan ini ditopang oleh harga minyak mentah yang kembali naik. Harga minyak mentah di AS tadi malam naik 3,77 persen di 42,63 dolar AS per barel setelah data cadagangan minyak mentah pekan lalu di AS naik hanya 2,1 juta barel di bawah perkiraan 2,4 juta barel. Ini merupakan level tertinggi harga minyak mentah sepanjang tahun ini.
Di zona Euro, indeks saham Eurostoxx naik 0,95 persen di 3142,52. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,24 persen dan 0,1 persen di 18096,27 dan 2102,40. Saham sektor energi dan keuangan menjadi penopang penguatan di Wall Street.