EKBIS.CO, NEW YORK--Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), diprediksi akan menunda kenaikan suku bunga dalam rapat mereka pekan ini. Penyesuaian atas prospek ekonomi ini tak membuat The Fed meninggalkan opsi kenaikan suku bunga di masa mendatang.
The Fed menaikkan suku bunga acuan pada Desember 2015 lalu untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu dekade berlalu ketika volatilitas pasar akhirnya terhenyak perubahan arah ekonomi Cina.
Awal tahun ini, pasar juga khawatir akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan turunnya pendapatan korporasi-korporasi AS. Hal ini menimbulkan ekspektasi revisi kenaikan suku bunga. Sementara itu, The Fed juga khawatir pesan yang disampaikan pekan ini terlalu kuat, demikian dilansir Reuters, Ahad (24/4).
The Fed juga nampak tetap berhati-hati pasca anjloknya pasar saham awal tahun ini dan melemahnya ekonomi AS di triwulan pertama 2016 ini. Sinyal konkret peningkatan inflasi dan pertumbuhan dibutuhkan The Fed sebelum menggelar rapat bulanan FOMC dan penetapan kenaikan suku bunga secara gradual.
Meskipun kesempatan kerja baru terus tercipta dan harga barang konsumsi naik yang menjadi bagian pijakan kenaikan suku bunga, namun pelemahan ritel, perdagangan internasional dan ekonomi Cina juga tetap jadi perhatian The Fed sebelum mengambil keputusan. Pasar sudah mengantisipasi kemungkinan langkah The Fed dan memprediksi suku bunga acuan belum akan diputuskapn naik oleh rapat FOMC pada 26-27 April mendatang.
''The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada Juni mendatang tanpa dipicu volatilitas. Di sisi lain, sell off di pasar saham pasar Janurari-Februari lalu juga jadi catatan tersendiri,'' ungkap Kepala Ekonom Societe Generale, Aneta Markowska.
Menurut Markowska, FOMC tidak bisa terlalu keras dalam semalam karena pasar tidak bisa memasang harga yang terlalu dekat dengan acuan.