EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Pembangunan Singapura (DBS) memprediksi bank sentral Amerika (The Fed) akan menaikkan suku bunga fed fund rate tiga kali sepanjang 2016.
"Cukup was-was kalau ada volatilitas di market. Kami melihat The Fed kemungkinan menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini, yakni Juni, September, dan Desember," kata ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi pada paparan Potensi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Jakarta, Rabu (27/4).
Gundy mengatakan kenaikan fed rate ini kembali berdampak pada dolar AS yang akan menguat terhadap mata uang asing di pasar keuangan global. Oleh karenanya, ia menekankan pergerakan rupiah juga turut berpengaruh, namun posisinya bukan melemah. "Bukan rupiah yang melemah, saya tekankan, tetapi dolar yang akan menguat terhadap semua mata uang. Bahkan, bisa dibilang rupiah sendiri sentimennya sudah stabil," ujar Gundy.
Ia menilai rupiah sudah lebih stabil dibandingkan tahun lalu dan memproyeksikan rupiah menyentuh Rp 13.600 per dolar AS tahun ini. Selanjutnya, jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya pada 2014-2015, pergerakan semua mata uang asia hampir sama yakni sekitar 6 persen negatif terhadap dolar AS kecuali ringgit Malaysia yang mencapai 15 persen.
"Dilihat dari tahun lalu sampai 2016, rupiah merupakan mata uang terbaik ketiga terhadap dolar AS di Asia. Yang pertama ringgit Malaysia, dolar Singapura dan (rupiah) Indonesia," ujar Gundy.
Menurut dia, tujuan utama yang harus dicapai Bank Indonesia bukan pada cara memperkuat rupiah, tetapi membenahi struktural untuk membantu perekonomian Indonesia, yakni melalui penguatan sektor industri dan manufakturing.