Jumat 29 Apr 2016 14:06 WIB

Serapan Anggaran Kemenpupera Belum Sentuh 13 Persen

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Pekerja menyelesaikan pembangunan sebuah proyek perumahan.   (ilustrasi)
Foto: Antara
Pekerja menyelesaikan pembangunan sebuah proyek perumahan. (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Progres penyerapan keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera)  Tahun Anggaran 2016 per 29 April 2016 mencapai 12,68 persen. Selain itu progres penyerapan dalam bentuk fisik sebanyak 13,46 persen dari total anggaran Rp 104,08 triliun.

"Progres tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 2015 periode yang sama, waktu itu penyerapan keuangan hanya sebesar 4,75 persen dan fisik 1,48 persen," kata Sekretaris Jenderal Kemenpupera Taufik Widjoyono saat menerima kunjungan perwakilan Deutsche Bank di Kantor Kemenpupera, Jakarta, Jumat (29/4).  

Taufik menjelaskan, penyerapan anggaran yang optimal sangat dipengaruhi oleh penyerapan anggaran pada empat Direktorat Jenderal (Ditjen) yakni Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Penyediaan Perumahan yang mencapai sekitar Rp 100 triliun.    

Dari total anggaran 2016 sebesar Rp 104,08 triliun, mayoritas merupakan paket pekerjaan kontraktual yakni sebesar Rp 81,28 triliun. Sisanya yakni paket pekerjaan swakelola.

Untuk paket pekerjaan kontraktual nilai paket tahun jamak sebesar Rp 26,84 triliun dan kontrak tahunan sebesar Rp 54,44 triliun dengan jumlah paket mencapai 11.961 paket. "Nilai paket pekerjaan tahun jamak tahun ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, dan akan terus ditingkatkan pada tahun mendatang," ujarnya.

Kontrak tahun jamak, kata dia, menjadi lokomotif pemerintah dalam menyerap anggaran. Sebab, ia memiliki keuntungan antara lain tidak perlu dilakukan tender setiap tahun.

Selain itu bagi penyedia jasa akan punya keyakinan uang yang akan diterima selama tiga tahun. Sehingga mereka dapat berinvestasi alat berat dan juga memberi kepastian bagi pekerjanya.

Taufik menyambut baik kunjungan perwakilan Deutsche Bank karena komunikasi dengan kalangan perbankan dan investor terkait progres pembangunan infrastruktur. Hal tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan investor melakukan investasi di Indonesia. “Komunikasi dengan investor penting dilakukan untuk membangun kepercayaan," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement