EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan turun dari 5,1 miliar dolar AS pada kuartal IV 2015 menjadi 4,7 miliar dolar AS pada kuartal I 2016. Penurunan ini terutama didorong oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menjelaskan, sebelumnya pada kuartal IV 2015 defisit transaksi berjalan sebesar 2,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini turun menjadi 2,1 persen dari PDB pada kuartal I 2016.
Penurunan defisit transaksi berjalan terutama ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat sebagai dampak dari penurunan impor nonmigas yang sebesar minus 5,2 persen (quartal to quartal/qtq) yang lebih besar dari penurunan ekspor nonmigas yang sebesar minus 2,6 persen qtq.
"Meskipun secara keseluruhan menurun, kinerja ekspor beberapa komoditas nonmigas mulai menunjukkan perbaikan. Di sisi migas, neraca perdagangan migas membaik seiring dengan menyusutnya impor minyak karena harga minyak dunia yang lebih rendah,"jelas Tirta Segara dalam keterangan tertulis, Jumat (13/5).
Tirta menuturkan, perbaikan kinerja transaksi berjalan juga disumbang oleh berkurangnya defisit neraca jasa mengikuti turunnya impor barang dan turunnya pengeluaran wisatawan nasional selama berkunjung ke luar negeri. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer mengalami peningkatan terkait pola pembayaran bunga surat utang pemerintah.
Transaksi modal dan finansial kuartal I 2016 mencatat surplus seiring dengan membaiknya prospek ekonomi domestik dan berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara maju. Surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2016 mencapai 4,2 miliar dolar AS, terutama ditopang oleh aliran masuk modal investasi portofolio dan investasi langsung.
"Aliran masuk modal investasi portofolio neto terus meningkat dan mencapai 4,4 miliar dolar AS untuk keseluruhan triwulan I 2016. Aliran masuk modal investasi portofolio tersebut bersumber dari penerbitan sukuk global pemerintah, surat berharga negara berdenominasi rupiah, dan saham," ujarnya.
Investasi langsung juga tercatat surplus sebesar 2,2 miliar dolar AS, meski lebih kecil dibandingkan dengan surplus pada kuartal IV 2015 sebesar 2,8 miliar dolar AS. Secara total, surplus transaksi modal dan finansial kuartal I 2016 lebih rendah dibandingkan dengan surplus kuartal sebelumnya.
"Hal itu terutama karena investasi lainnya yang mengalami defisit sebagai dampak dari masih rendahnya penarikan pinjaman luar negeri swasta," ujar Tirta.
Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2016 mengalami defisit seiring dengan surplus transaksi modal dan finansial yang lebih rendah. Defisit NPI tercatat sebesar 0,3 miliar dolar AS. Adapun posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2016 tercatat sebesar 107,5 miliar dolar AS. Jumlah cadangan devisa ini cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 7,7 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.